Memahami Deflasi dan Inflasi Pada Daya Beli Masyarakat

Memahami Deflasi dan Inflasi Pada Daya Beli Masyarakat

Dr Noviardi Ferzi-dok/jambi-independent.co.id-

BACA JUGA:Siapkan Strategi Bertahap Tangani Banjir, Wako Maulana Gelar Rakor Bersama BWSS dan Pemrov Jambi

Buktinya, entah karena memang sudah menjadi program atau mungkin karena tak yakin akan data tersebut, pemerintah beramai - ramai menggelar pasar murah untuk membantu masyarakat. 

Lalu, apa sebenarnya yang dikhawatirkan dari Kenaikan harga pangan ini ? Meski, secara psikologi pemerintah daerah terus menkampanyekan harga pangan terkendali.

Jawabannya, karena harga pangan akan mengurangi asupan gizi masyarakat sehingga meningkatkan kasus kurang gizi. Jika tidak segera di atasi, kecerdasan dan daya tahan manusia Indonesia terancam, termasuk di Provinsi Jambi yang pada dasarnya pernah mengalami Inflasi tertinggi di Indonesia. 

Dalam jangka panjang, mereka akan menjadi beban negara akibat produktivitas rendah dan risiko penyakit degeneratif lebih besar.

BACA JUGA:Pemkot Jambi Adakan GPM, Wako Maulana Harap Masyarakat Dapatkan Pangan Murah

BACA JUGA:Safari Ramadhan di Masjid Al-Fatah Al-Bafadhal, Wali Kota Maulana Serahkan Bantuan Renovasi Masjid dan Interne

Mengutip Salvador P Catelo seorang ahli ekonomi kesehatan mengatakan, tantangan pangan global bukan hanya produksi pangan cukup, melainkan juga harga pangan rasional. "Tingginya harga pangan tak hanya bisa menurunkan pasokan, tetapi mengurangi asupan gizi masyarakat.

Dalam konteks Jambi, beberapa waktu lalu, Inflasi tinggi, lalu kelangkaan BBM, memicu harga pangan naik signifikan. Penyebabnya beragam, mulai dari pasokan kurang, nilai tukar rupiah turun, hingga kenaikan harga bahan bakar minyak.

Meski kenaikan harga bersifat sementara, hal tersebut bisa berdampak panjang pada kesehatan dan mutu manusia Indonesia.

Masalah pangan bukan hanya tentang ketersediaan dan keterjangkauan, melainkan juga pemanfaatan dan keberlanjutan. Karena itu, selain penyiapan makanan hingga tersaji di atas meja perlu diperhatikan, peningkatan pengetahuan masyarakat mengolah makanan ditingkatkan.

BACA JUGA:Polda Jambi Gandeng REI, Bangun Rumah Bersubsidi untuk Personel Polri

BACA JUGA:Wah! Tiket Timnas Indonesia vs Bahrain Dimulai! Harga Termurah Rp300 Ribu, Jangan Sampai Kehabisan!

Kurang gizi pada anak balita perlu mendapat penanganan serius dan segera. Jika tidak dilakukan, kurang gizi bisa berlanjut hingga mereka berusia remaja, bahkan hingga dewasa dan melahirkan generasi berikutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: