Pelepasan Ekspor Walet Senilai Rp 221 Miliar Dihadiri Oleh Mentan SYL
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sarang walet menjadi produk yang sangat menjanjikan. Terbukti, Indonesia berhasil mengekspor sarang walet dengan nilai ratusan miliar.
Ekspor komoditas sarang burung walet yang diproduksi PT Anugerah Citra Walet Indonesia ke Tiongkok berhasil di ekspor. Nilai transaksinya mencapai Rp 221 miliar. Angka yang cukup fantastis.
Pelepasan ekspor ini di hadiri langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Ekspor ini dikatakannya merupakan implementasi dari program gerakan tiga kali ekspor (Geratieks) untuk memacu laju ekspor Indonesia.
Tidak semua negara bisa menghasilkan walet dan salah satu penghasil walet terbaik adalah Indonesia. Kami berharap besok tujuannya tidak hanya ke Tiongkok tetapi juga Eropa dan Amerika," katanya.
Baca Juga: All New NMAX 155 Connected Jadi Motor Paling Membahagiakan di Tahun 2022
Dikatakan Mentan bahwa dengan ekspor ini, diharapkan bisa memperkuat kebijakan pertanian agar sarang burung walet menjadi komoditas global yang paling unggul.
"Hari ini, kami berada di salah satu perusahaan walet terbesar di Indonesia untuk memperkuat kebijakan pertanian agar sarang burung walet menjadi komoditas global yang paling unggul," ujar Mentan, Senin, 25 April 2022.
Dikatakannya bahwa saat ini kualitas produk walet asal Indonesia sangat baik. Produk Indinesia ini bisa bersaing dengan produk luar.
Di luar negeri, walet Indonesia digunakan sebagai bahan nutrisi tubuh, kesehatan, dan produk kosmetik kecantikan. Setiap tahun, walet Indonesia diburu penduduk dunia.
Karena itu, menurut pria yang akrab disapa SYL ini, pemerintah berkomitmen mendorong komoditas walet menjadi unggulan Indonesia.
Baca Juga: Cek Harga Samsung Galaxy M53 5G Hadir dengan Kamera 108MP
Baca Juga: Siaga SAR Lebaran 2022, Basarnas Jambi Kerahkan 65 Personil Beserta Armada Laut
"Kami berharap besok lebih besar lagi. Kementan mengawal budi dayanya agar walet bisa dipilah secara selektif agar kualitasnya terjaga," katanya.
SYL menambahkan, walet akan dikawal mulai budi daya, rumah walet, hingga produksinya.
Baik dilakukan secara tradisional maupun menggunakan teknologi canggih.
"Jadi, yang klasik tradisional dan modern saling berkaitan. Yang paling penting, budi daya tetap ada di rakyat. Kami harus dorong agar rakyat kita bisa melakukan budi daya," ujar SYL. (viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: