Waduh, Larangan Ekspor Minyak Goreng Akan Menguntungkan Malaysia
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Kebijakan larangan ekspor minyak goreng oleh Presiden Joko Widodo menilai bukanlah hal yang tepat. Sebab selain merugikan Indonesia karena akan banyak devisa negara yang hilang,juga akan menguntungkan negara lain yakni Malaysia yang merupakan tetangga Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Ekonom Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira. Bhima jelas mengatakan bahwa melarang ekspor minyak goreng dan crude palm oil (CPO) merupakan kebijakan yang tidak tepat.
Dikatakannya bahwa negara lain akan membeli minyak goreng kepada pesaing CPO bagi Indonesia yakni Malaysia. Sehingga kebijakan ini justru akan menguntungkan negara tetangga tersebut.
"Pelarangan ekspor akan menguntungkan Malaysia sebagai pesaing CPO Indonesia sekaligus negara lain yang produksi minyak nabati alternatif seperti soybean oil dan sunflower oil,” ujar Bhima.
Baca Juga: Sampaikan Kabar Duka, Fuji: Kehilangan Orang yang Aku Sayangi Lagi
Baca Juga: Kenali Apa Itu Vaksin HPV Manfaat dan Waktu Pemberiannya
Dikatakan Bhima bahwa penghentian ekspor juga tak menjamin bahwa harga minyak goreng dalam negeri turun.
Justru menurutnya selama ini, masalah minyak goreng ada pada sisi produsen dan distributor yang pengawasannya lemah.
“Belum tentu harga otomatis turun kalau tidak dibarengi dengan kebijakan HET di minyak goreng kemasan,” ujar Bhima.
Harga CPO diperkirakan naik 70 hingga 80 persen dalam setahun terakhir atau sekitar 6.555 hingga 6.940 ringgit per ton.
Baca Juga: Ini 9 Posisi Lowongan Kerja di PLN, Tutup Pendaftaran Hingga 25 April 2022
Diketahui, Presiden Jokowi memutuskan untuk melarang ekspor minyak goreng dan bahan bakunya.
Eks gubernur DKI Jakarta itu menyatakan telah menggelar rapat untuk pemenuhan kebutuhan bahan pokok rakyat, terutama minyak goreng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: