Polemik Batu Andesit di Wadas, ini Kata Ahli Geologi
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Isu adanya batu andesit di tanah Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ditanggapi ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Ahli geologi LIPI Danny Hilman menanggapi soal batuan andesit yang disebut-sebut sebagai salah satu harta karun di tanah Desa Wadas.
Dia mengatakan andesit memang batuan yang bagus, tetapi tidak istimewa. “Tidak ada yang istimewa tentang andesit selain memang bagus dan biasa dipakai untuk bangunan,” kata Danny seperti dikutip dari sumeks.co, Senin (14/2).
“Masalah di Wadas adalah masalah sosial, politik, ekonomi serta hukum,” sambung Danny.
Danny menjelaskan batuan andesit merupakan produk gunung berapi. Sebagian besar batu penyusun Candi Borobudur menggunakan andesit. “Sebagian besar iya (andesit digunakan untuk menyusun Candi Borobudur). Produk gunung api di Indonesia memang kebanyakan andesit, jarang yang berkomposisi granit, seperti di Bangka Belitung,” ujar Danny.
Adapun berdasarkan informasi dari laman geology.com, kata andesit berasal dari nama Pengunungan Andes di Amerika Selatan. Andesit merupakan bagian dari keluarga batuan beku ekstrusif yang biasanya berwarna abu-abu terang hingga gelap.
Batuan andesit biasanya ditemukan di gunung berapi tepatnya di atas batas lempeng konvergen.
Batu itu kerap ditemukan di aliran lava yang dihasilkan gunung berapi di atas zona subduksi. Lava yang terkena suhu permukaan kemudian bakal cepat mengeras dan membentuk batuan beku, termasuk batu andesit.
Sebelumnya, warga Wadas melakukan penolakan terhadap penambangan batu andesit untuk proyek stategis nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016. Pada Selasa (8/2) kemarin, ratusan aparat kepolisian dengan senjata lengkap melakukan pengawalan terhadap pengukuran lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.(sumeks.co)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: