Ahli Sebut Omicron Menginfeksi Tenggorokan, Begini Penjelasannya
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Banyak ahli yang mengatakan bahwa virus Covid-19 varian Omicron tidak merusak paru-paru melainkan menginfeksi tenggorokan.
Salah satu ahli yang menyebutkan hal itu merupakan seorang profesor virologi di University College London, Deenan Pillay. Dia menyebutkan jika varian Omicron berbeda dari varian sebelumnya.
“Hasil dari semua mutasi yang membuat Omicron berbeda dari varian sebelumnya adalah bahwa Omicron mungkin telah mengubah kemampuannya untuk menginfeksi berbagai jenis sel,” ujarnya, dikutip dari jabarekspres.com.
“Intinya, Omicron lebih bisa menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, sel-sel di tenggorokan. Jadi itu akan berkembang biak di sana lebih mudah daripada di sel-sel jauh di dalam paru-paru. Ini benar-benar awal tetapi studi menunjukkan arah yang sama,” tambahnya.
Dia menjelaskan jika virus menghasilkan lebih banyak sel di tenggorokan, maka itu membuatnya lebih mudah menular. Sebaliknya, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya tetapi kurang menular.
Penelitian di Hong Kong juga menunjukkan hasil serupa bahwa lebih sedikit infeksi Omikron menyerang paru-paru. Omicron memang mampu lolos dari kekebalan vaksin, namun kurang bisa memasuki sel paru-paru.
Sementara itu, salah satu peneliti, Prof James Stewart juga mengungkapkan jika Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada tikus.
Makalah dari penelitiannya bersama para ilmuwan lain itu menunjukkan, bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load (pengukuran jumlah virus) yang lebih rendah, dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.
“Ini salah satu bagian dari teka-teki. Model hewan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak separah Delta dan virus asli Wuhan. Tampaknya dibersihkan lebih cepat dan hewan pulih lebih cepat, dan itu terkait dengan data klinis yang masuk,” tulis makalah itu.
“Indikasi awalnya adalah kabar baik, tapi itu bukan sinyal untuk lengah, karena jika Anda rentan secara klinis, konsekuensinya masih tidak besar, ada kematian akibat Omikron. Tidak semua orang bisa melepas masker mereka dan berpesta,” lanjutan tulisan tersebut. (Jabarekspres.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: