Filosofi Kue Bulan, Melambangkan Keberuntungan dan Kemakmuran

Filosofi Kue Bulan, Melambangkan Keberuntungan dan Kemakmuran

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – 15 Februari mendatang, merupakan perayaan Cap Go Meh. Saat perayaan ini, selalu identik dengan beragam jenis kue dan makanan yang biasanya selalu disajikan saat perayaan. Beragam kue dan makanan tersebut, seperti kue onde-onde, kue keranjang dan jeruk.

Ivan, salah satu warga Tionghoa di Kota Jambi mengatakan bahwa sama dengan tahun-tahun sebelumnya, keluarganya biasanya akan membuat kue onde-onde untuk disantap bersama keluarga.

“Biasanya yang pasti ada itu kue onde-onde bang, karena keluarga memang suka kue onde itu, dan tahun ini harusnya ada juga bang,” kata Ivan, Jumat (11/2).

Menurut sejarahnya, onde-onde sudah menjadi makanan favorit masyarakat Tionghoa sejak Dinasti Song (960-1279). Masyarakat Tionghoa menyebut kudapan ini dengan yuanxiao (kue bulan-bulat dari tepung beras).

Namun, walaupun kue ini identik dengan perayaan Cap Go Meh namun tetap mudah ditemui karena sudah termasuk jajanan rakyat yang banyak dijual oleh masyarakat. Bahkan, bukan hanya menjadi hidangan namun kue onde mempunyai makan tersendiri bagi masyarakat Tionghoa.

“Kalau yang saya tau bang, bentuk bulan dengan warna keemasan mempunyai lambang keberuntungan. Sehingga, masyarakat Tionghoa percaya makanan ini menjadi simbol harapan baik di tahun baru,” jelasnya.

Selain onde-onde, jeruk juga wajib ada dalam setiap perayaan Cap Go Meh. Warna orange jeruk sendiri dipercaya mempunyai makna memberikan kemakmuran.

“Terlepas dari maknanya, memang kami menjalankan tradisi dengan menghidangkan kue dan jeruk ini bang, ini sudah berlansung dari dulu sehingga kami harus meneruskan tradisi yang sudah ada ini,” tandasnya. (dra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: