Cap Go Meh 2022, Belum Tentu Ada Perayaan

Cap Go Meh 2022, Belum Tentu Ada Perayaan

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Festival lampion dan pertunjukan barongsai yang biasanya menyemarakkan perayaan Cap Go Meh, belum dapat dipastikan kembali dilakukan di tahun 2022 ini. Ini dikarenakan semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Jambi.

Pengurus Klenteng Tua Pek Kong, Agus mengatakan  saat Cap Go Meh, biasanya diadakan festival pada malam hari dan sangat identik dengan upacara pelepasan lentera ke udara, sehingga Cap Go Meh dikenal juga sebagai perayaan lampion.

Namun, pihaknya belum mengetahui apakah pada 15 Februari mendatang akan dirayakan atau tidak. “Kalau untuk festival Lampion atau yang lainnya belum tahu juga ya, nanti akan melihat situasi terlebih dahulu, apalagi kasus covid-19 sekarang sedang naik lagi,” katanya Jumat (11/2).

Cap Go Meh, lanjut Agus, merupakan penutup dari rangkaian perayaan Hari Raya Imlek pada 1 Februari lalu. Klenteng Tua Pek Kong, sebagai salah satu klenteng terbesar di Kota Jambi, kata Agus juga melakukan berbagai persiapan untuk menyambut perayaan Cap Go Meh yang akan dirayakan dalam beberapa hari mendatang.

“Persiapannya lebih kurang waktu seperti Imlek kemarin ya, umat yang beribadah kami imbau agar setelah melakukan ibadah agar langsung pulang,” kata Agus.

Sementara, untuk arti Cap Go Meh sendiri, dijelaskan dia berasal dari bahasa Hokkien yaitu "Chap Goh Meh" yang berarti malam kelima belas. Jika diurutkan satu persatu, Cap berarti sepuluh, Go adalah lima dan Meh adalah malam.

Menurut sejarah, perayaan Cap Go Meh sudah dilakukan sejak abad ke-17 masehi pada masa Dinasti Han di China, terutama saat migrasi warga ke wilayah bagian selatan China.

Dahulu, para petani akan memasang lampion warna-warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan binatang perusak, serta memperindah pemandangan.

Selain itu, biasanya diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Cap Go Meh kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat China yang tersebar di seluruh dunia. (dra/tav)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: