Tolong Kami Jugo Diperhatiko
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, SAROLANGUN, JAMBI – Proses penyelesaian konflik antara Orang Rimba dan perusahaan PT PT Primatama Kreasi Mas (PKM) terus berjalan. Seminggu pasca konflik, Orang Rimba yang terpencar menyelamatkan diri setelah penyerbuan ke pemukiman dan pengrusakan sudung serta pembakaran sepeda motor mereka, diimbau aparat untuk mendekat.
Menyikapi ini Tumenggung Melayu Tuha yang semula bermukim di perumahan Madani Lubuk Jering Air Hitam, dan berpindah ke Sungai Selentik akhirnya bertemu dengan polisi. Meski takut, dengan jaminan Warsi dia bersedia berunding dengan polisi.
Dari perundingan ini, Tumenggung bersedia menyerahkan dua anggota kelompoknya yang terlibat konflik fisik langsung. Namun dia juga meminta polisi untuk adil kepada mereka, dan bisa melihat persoalan ini secara lebih dalam. “Kami bersedia bertemu dengan rajo, tolong kami jugo diperhatiko, kami mumpa nio karano sumber penghidupon sudah helang,” kata Melayau Tuha.
Minggu (7/11), dua Orang Rimba menyerahkan diri ke Polres Sarolangun. Dalam proses ini, KKI Warsi yang melakukan pendampingan pada Orang Rimba menghormati proses hukum yang berjalan. Namun demikian, Warsi juga mendorong kepolisian, pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bisa melakukan penyelesaian persoalan secara menyeluruh.
“Dalam kasus konflik ini, harus dilihat Orang Rimba sebagai korban yang tergusur ruang hidupnya. Jadi konflik ini adalah puncak dari penindasan dan kesengsaraan yang di derita Orang Rimba akibat perkebunan sawit dan kehilangan ruang hidup,” kata Robert Aritonang, Manager Program KKI Warsi.
Kata dia, penyelesaian masalah ini, tidak hanya Orang Rimba yang diusut secara hukum, namun juga pelaku pengrusakan terhadap sudung (rumah Orang Rimba) dan pembakaran motor Orang Rimba juga harus diselesaikan secara adil.
“Penghancuran rumah adalah bagian dari kesengsaraan Orang Rimba yang terus berulang. Perusahaan harus bertanggung jawab atas hal ini semua,” kata Robert. Selain itu, juga persoalan psikologis yang dialami Orang Rimba juga harus dilakukan pemulihan, terutama kepada perempuan dan anak-anak.
Kondisi yang traumatis ini, pastinya akan semakin mempengaruhi perkembangan dan masa depan Orang Rimba, terutama anak-anak. “Sehingga harus ada jaminan pemulihan keamanan dan jaminan kehidupan yang setara, sehingga mereka juga bisa tumbuh sebagai bagian dari warga negara,” kata Robert.
Sementara itu, Kapolres Sarolangun AKBP Sugeng Wahyudiono, mengatakan terkait pengrusakan oleh pegawai perusahaan masih dalam penyelidikan. Semuanya masih dalam proses penyelidikan, bersama Wadir Reskrimum dan Wadir Intelkam. Pihaknya akan usut sampai selesai, konflik beberapa waktu lalu antara SAD dan PT PKM di Kecamatan Airhitam.
"Saat ini ada 15 saksi yang akan kita panggil untuk beberapa insiden pasca peristiwa penembak Satpam PT PKM oleh Orang Rimba," katanya.
Sementara itu, Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Kaswandi Irwan menegaskan, semua tindak pidana terkait peristiwa tersebut akan diproses. "Yang jelas semua peristiwa pidana baik penembakan maupun pengrusakan diproses oleh Polres Sarolangun," tegasnya. (bam/rib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: