Terhenti Dua Tahun, Mentan Kembali Lepas Pinang Biji Asal Jambi ke Pasar Pakistan
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, Kota Jambi, Jambi - Setelah terhenti sejak tahun 2019, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kembali melepas komoditas ekspor unggulan asal Provinsi Jambi, berupa pinang biji ke pasar ekspor perdananya, Karachi, Pakistan.
Sebanyak 288 ton, pinang biji (Areca Catechu L.) senilai Rp. 8,95 miliar milik CV. Indokara ini dilepas Mentan Syahrul didampingi Gubernur Provinsi Jambi, Al-Haris dan Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang pada hari Minggu (6/11) di Jambi.
"Selama di pertanian, baru kali ini melihat pengolahan pinang. Dan potensinya sangat luar biasa, pinang kita mahal harganya. Pinang tumbuh dimana-mana, jika ada hambatan kita selesaikan bersama. Kedepan harus ekspor dalam bentuk olahan," kata pria yang biasa disapa SYL ini saat memberikan keterangan pers digudang pengolahan pinang biji.
Menurut Mentan SYL, upaya menyelesaikan hambatan merupakan fokus pihaknya dalam upaya peningkatan ekspor. Pinang biji asal Jambi sempat terhenti akibat persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari (SPS) yang merupakan persyaratan utama pada perdagangan dunia saat ini, tidak terpenuhi yakni aflatoxin dibawah 30 ppb.
"Jika menemui kesulitan dan hambatan ekspor pertanian, silahkan hubungi kami dan kita cari solusinya. Ekspor tidak boleh terhambat, harus jalan terus," ujarnya lagi.
Sebagai informasi, aflatoksin adalah toksin atau racun yang dapat timbul dari cendawan A. flavus akibat kelembaban yang tinggi pada pengolahan dan penyajian bahan pangan. Dan pemerintah Pakistan melalui Phytosanitari Requirements for Importation of Betelnut into Pakistan for Human Consumption, yang diterima Kementan melalui Barantan pada tanggal 16 April 2019.
"Dan sejak inilah, laju ekspor pinang biji kita ke Pakistan terhenti," kata pemilik CV Indokara, Hasanuddin.
Dengan bimbingan teknis persyaratan ekspor yang intensif dari Karantina Pertanian Jambi, Barantan, pihaknya berhasil menurunkan kadar aflatoxin pinang biji miliknya, jelas Hasanuddin.
“Pinang biji digunakan sebagai bahan baku industri, dan Pakistan adalah pasar yang besar dengan harga yang cukup bagus," tuturnya lagi.
Al Haris mengapresiasi terbukanya kembali pasar ekspor untuk komoditas asal sub sektor perkebunan ini.
"Terima kasih pak Menteri, kabar baik ini akan menambah semangat bagi 51 pelaku usaha atau eksportir pinang biji di Jambi," kata Gubernur Al Haris.
Perkebunan pinang di Jambi, tambah Al Haris, tersebar di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, seluas 28.255 Ha.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: