Rumah Rusak, Tak Kunjung Diperbaiki

Rumah Rusak, Tak Kunjung Diperbaiki

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Beberapa warga yang tinggal serumah di RT 24 Kelurahan Payoselinca, Kecamatan Paalmerah mengeluhkan mobil-mobil bertonase besar yang melintas, tepat di depan rumah mereka. Mobil-mobil tersebut mengantar dan mengambil sejumlah barang di PT Rimba Palma Sejahtera Lestari (RPSL) Jambi.

Tak tanggung, bahkan kontainer pun juga kerap melintas di sana. Salah satu warga, yakni Puspita Paradila mengaku, hal ini sudah berlangsung lama. Namun hingga kini belum ada tindakan dari pihak terkait.

Baca Juga: Kepala SMA TT Dicopot, Ini Penggantinya

Padahal, akibat hal itu, Puspita mengaku, rumah yang dihuni ia dan neneknya, Hapsah menjadi rusak. Tak hanya itu, bahkan salah satu keluarganya juga mengalami sakit kulit, akibat limbah-limbah yang dihasilkan PT RPSL.

Maka dari itu, kemarin pihak Kecamatan Paalmerah, berusaha memediasi kedua belah pihak untuk mencari solusinya. Namun, hingga sore kemarin belum ada titik temu, dan akan dilanjutkan Selasa (15/2) mendatang.

Lurah Payoselincah, M Firdaus mengaku, pihaknya belum lama ini sudah melakukan rapat di Pemkot Jambi. Hasilnya, pihaknya diminta untuk memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak.

Baca Juga: Kepala SMA TT Dicopot, Keputusan Dibuat Siang Ini

“Ini untuk mencari jalan keluar, agar tidak berlarut-larut. Jika tidak ada ujungnya, maka kami akan melaporkannya ke Kemenkum HAM,” kata dia.

Sementara itu, Puspita Paradila mengatakan, keberadaan rumah yang dihuninya terlebih dahulu ada di lokasi tersebut, sebelum adanya PT RPSL. Bahkan ia pernah mengadukan hal ini ke Presiden Joko Widodo, dan meminta pemda setempat menyelesaikannya. Namun hingga kini belum ada penyelesaian.

“Rumah saya yang setengahnya lagi rusak belum diperbaiki mereka (PT RPSL, red). Lingkungan, sumur dan lainnya juga rusak. Kami memperbaikinya terpaksa menggunakan dana pribadi. Tiap tahun ada 2-3 kali perbaikan,” kata dia.

Dalam pertemuan kemarin, Puspita didampingi sang ibu, menyampaikan tuntutan mereka. Seperti di antaranya agar rumah mereka yang rusak segera diperbaiki. Kemudian biaya pengobatan, serta biaya ganti rugi senilai Rp1,5 miliar, selama mereka merasakan dampak aktivitas PT RPSL tersebut.

Tak hanya itu, mereka meminta, dalam hal ini Kecamatan, Kelurahan, Polsek serta pihaknya lainnya agar dapat menghentikan sementara aktivitas mobil-mobil tersebut. Hanya saja, dalam rapat tersebut, belum bisa mengambil keputusan karena masih akan merapatkannya kembali dengan pihak terkait.

“Tentu kita kecewa dengan hal ini. PT RPSL juga tidak kooperatif, kita mohon bantuannya. Sudahi penderitaan kami ini,” tukasnya. Sementara itu, Humas PT RPSL, Ananda Fajar mengatakan, pihaknya tetap menjaga dan berkomitmen menjaga hubungan baik dengan karyawan maupun warga sekitar. Pihaknya juga mengaku tak keberatan memperbaiki rumah Puspita.

Hanya saja sepertinya, pihak PT RPSL keberatan dengan nominal ganti rugi yang disampaikan pihak Puspita tersebut. “Yang kami keberatan harga ganti rugi atau nominal ganti rugi yang diajukan dari pihak ibu Hapsah. Kalau masalah CSR kami jgua menyanggupi dan perbaikan ke depannya kami sanggupi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: