Terpaksa Gelantungan
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, BANGKO, JAMBI - Warga Desa Aurbeduri, Kecamatan Nalotantan, terpaksa bergelantungan untuk menyebrangi Sungai Tantan. Ini karena jembatan itu putus sedemikian rupa, hingga hanya berdiri separuh.
Kondisi ini sudah terjadi sejak lima bulan lalu, selain akibat diterjang banjir, putus jembatan tersebut juga diakibatkan kondisi jembatan yang sudah tua.
"Sejak Idul Fitri lalu putus," kata Kades Aur Beduri, Mochamat Rifyawan. Kondisi ini membuat masyarakat desa Aur beduri harus memutar jauh saat menuju pusat Kota Bangko.
"Ada jalan lain , tapi jauh harus mutar, kadang memakan waktu sampai setengah jam," kata dia. Biasanya jembatan itu menjadi akses utama warga lantaran jarak tempuhnya lebih dekat dan bisa dilalui kendaraan roda dua.
Meski sudah rusak parah, dia mengatakan masih ada warga yang nekat melintas di atas jembatan gantung tersebut. "Kan jembatan itu tinggal sebelah lagi, tapi masih ada aja yang lewat. Orang tua kadang nyebrang lewat jembatan itu, gelantungan dia itu pegangan ke besi-besi jembatan. Kadang sudah kita cegah, jadi mau gimana lagi. Karena itu akses terdekat, kadang masyarakat kerumah warga seberang, keluarga atau mau kekebun atau kepentingan lainnya," sebut Mochamat.
Terkait perbaikan jalan itu lanjut Kades, pemerintah sendiri sudah ada upaya untuk melakukan perbaikan jembatan itu. Perbaikan jembatan tersebut lewat Dana Kemendes.
"Dari keterangan pihak PUPR Provinsi jembatan itu akan dibangun pada bulan April tahun 2022 mendatang," kata dia. Pihak PUPR dan Pemkab Merangin sendiri berapa kali sudah turun melakukan pengecekan dan melakukan pengukuran untuk perbaikan jalan itu.
"Dua minggu lalu mereka turun lagi mengukur dan meninjau lokasi pembangunan jembatan itu. Dananya kata mereka berkisar Rp 5 miliar. Jadi nanti jembatan itu akan dibangun permanen, bukan hanya kendaraan roda dua tapi roda empat juga bisa melintas," pungkasnya. (min/rib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: