Kualitas Menurun
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov Jambi, secara berkala melakukan pemantauan terhadap kualitas Air Sungai Batanghari. Ini karena akan diadakan program penjernihan Air Sungai Batanghari bersama Gubernur Provinsi Jambi.
“Kita sedang mengalami penurunan kualitas air di mana tingkatnya berada di posisi baik tapi dalam batasan menuju buruk,” ujar Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Asnelly.
Kata dia, pemantauan terkait pengambilan sampel kualitas air sungai saat ini dilakukan pada periode yang sudah ditentukan berdasarkan data 12 titik sampel. Pemantauan terakhir menunjukkan kualitas Air Sungai Batanghari terus menurun, dari posisi 58,49 menjadi 51,67 menurut data Indeks Kualitas Air (IKA).
Untuk titik pemantauan ada di 12 lokasi diantaranya di Desa Sanggaran Agung Kabupaten Kerinci, Desa Muara Emat dan Kelurahan Pasar Bangko Kabupaten Merangin, Desa Pulau Pandan, Desa Batu Kucing, dan Desa Sarolangun Kembang Kabupaten Sarolangun,Desa Tanjung Gedang dan Desa Muaro Kuamang Kabupaten Bungo, Desa Mangun Jayo dan Desa Teluk Singkawang Kabupaten Kembang,Dusun Tuo Peninjauan dan Desa Pasar Muara Tembesi Kabupaten Batanghari.
Sementara itu, hasil pemantauan belum diketahui pasti karena faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas Air Sungai Batanghari sehingga program penjernihan terhambat itu karena kerusakan krusial antara lain limbah domestik yakni limbah cair hasil pembuangan rumah tangga seperti sampah makanan, air sisa pembuangan yang tentunya berasal dari masyarakat, terpantau jelas masih bangak sampah yang menumpuk.
Kemudian ada pula limbah yang berasal dari residu pupuk limbah perkebunan seperti tanaman-tanaman yang berada di pinggiran sungai mengakibatkan tanahnya longsor dan membuat air sungai tidak lancar mengalir, keruh sehingga endapannya didalam tidak merata lalu berpotensi banjir kecil.
Pada tahun 2022, Kadis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama Gubernur Provinsi Jambi akan menyelenggarakan program Sungai Batanghari Bersih, dimana akan ada tiga prospek kerja, gerakan membersihkan sungai, kemudian MOU (kesepakatan) dengan seluruh kepala daerah untuk membuat kegiatan mengubah mindset masyarakat dan membangun infrastruktur (TPS, alat pemantau kualitas air). (mg14/rib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: