Melihat Kondisi Makam Para Raja di Kota Jambi (1)
Mungkin tak banyak yang tahu, kalau ada makam para raja di Kota Jambi. Hampir semua dikumpulkan. Termasuk makam keturunannya. Bagaimana kondisinya?
Cuaca di hari Rabu (20/10) cukup cerah. Pukul 09.00, tim menuju sebuah tempat di Kelurahan Murni, Kecamatan Danau Sipin. Lokasi tujuan kami adalah Taman Makam Raja dan Kesultanan Melayu Jambi.
Sambungan : Melihat Kondisi Makam Para Raja di Kota Jambi (2)
Tiba di sana, tim disambut dengan tempat pemakaman yang tak terlalu besar. Ada plang nama yang tulisannya sudah mulai kabur. Mungkin sudah cukup lama berdiri di sana. Dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi.
Tempat ini terbagi menjadi dua bagian. Satu sisi, adalah makam kerabat para raja dan kesultanan. Sisi lainnya, adalah makam Raden Mattaher dan keturunannya. Masing-masing memiliki pintu terpisah, di depan.
Tempat pemakaman ini cukup terawat. Dilapisi konblok. Makam pun tersusun dengan rapi. Jika ditelisik, makam Raden Mattaher adalah yang tertua. Dia merupakan panglima perang Jambi yang sangat terkenal, dan ditakuti Belanda.
Tepat di depan makam ada sebuah rumah. Setelah mengucap salam dan mengetuk pintu, keluar wanita muda membuka pintu rumah sederhana itu. "Waalaikumsalam, masuk dik," ujar wanita itu dari balik pintu kayu warna putih.
Namanya Rindi. Sebelumnya dia pernah menjadi penjaga makam. Selama 2 tahun. Sebelumnya, sang ayah yang menjadi penjaga makam itu. Wanita dengan rambut diikat itu, mulai bercerita.
Kata dia, di sekitaran makam raja-raja ini, terdapat 49 makam keturunan Sultan Thaha Syaifuddin. Keturunannya seperti Raden Mattaher, Pangeran Abdullah, Pangeran Arifin, Pangeran Raden Ibrahim, Raden Ahmad, Sultan Abdul Jalil dan masih banyak lagi.
Kami lalu berkeliling di makam. Ditemani Rindi. Sebelum membuka pintu makam, tak lupa kami mengucap salam. “Ucap salam saja," pesan Rindi.
Layaknya makam raja, lokasi ini dihiasi bunga-bunga. Dikelilingi pagar berwarna putih, menambah kesan indah. Makam yang sudah berapa abad itu, lebih indah dengan lapisan keramik putih dan hitam.
Pandangan kami tertuju ke sebuah ukiran sejarah singkat kehidupan Raden Mattaher, di keramik. Seorang cucu dan seperjuangan dengan pahlawan nasional Sultan Thaha Syaifuddin.
Lokasi ini nyaman. Sejuk. Menurut Rindi, tempat ini memang cukup lama tak diperbaiki. Meski begitu, masih terlihat terawat. Hanya papan nama di depan makam saja yang usang.
“Semoga saja pemerintah memperhatikan tempat ini,” kata Azra Azinnur, Ketua RT 41, Kelurahan Murni, saat kami singgahi di kediamannya. Kata dia, sudah cukup lama tak ada perbaikan di sana. Ditambah lagi, tak ada penerangan di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: