Jasad Umat Tionghoa Bisa Dikremasi atau Dimakamkan
JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Bagi orang Tionghoa, tubuh seseorang yang sudah meninggal biasanya dikebumikan atau dibakar (kremasi). Mengebumikan jasad adalah bentuk cara tradisional etnis Tionghoa.
Namun, menurut sejarahm pembakaran jasad jarang dilakukan pada jaman dulu. Tapi sejak agama Budha tersebar di Tiongkok, cara ini mulai lazim dijalankan.
Malah belakangan ini makin banyak orang yang memilih untuk melakukan kremasi. Ternyata, selain sudah menjadi tradisi, kremasi juga menjadi pilihan lantaran biaya yang tak begitu mahal.
"Kalau dikremasi memang biayanya lebih murah dibandingkan dimakamkan, karena makam orang Tionghoa kan beda ya, dan biayanya memang cukup mahal," kata Ivan Steven, warga Tionghoa di Kota Jambi pada Jumat, (8/4).
Baca Juga: Sembah Dewa Tanah, Bagian dari Hari Raya Cheng Beng
Baca Juga: Kebakaran di Mendahara Tengah, Tanjab Timur, Ini Kronologinya
Biasanya, sebelum wafat, kata dia umat Tionghoa bisa memilih atau memberi pesan kepada keluarganya ketika meninggal ingin dimakamkan atau dilakukan kremasi.
Sementara, lanjutnya, jika dilihat dari aspek Feng Shui, memang lebih baik orang yang meninggal dimakamkan.
"Namun apalagi di masa sekarang, tidak semuanya mampu untuk mempersiapkan pemakamannya, jadi biasanya dia bisa pesan ketika meninggal dikremasi saja jasadnya," katanya.
Ivan mengatakan, menurut ilmu titik kubur, orang tua membawa ke dunia ini. Jadi, selepas nenek moyang meninggal dan dikebumikan, jasadnya akan membusuk. Tulangnya akan menerima aura bumi, sehingga ia mampu membawa tuah atau musibah kepada keturunannya.
Baca Juga: Breaking News! Kebakaran di Mendahara Tengah, 4 Rumah Ludes, 2 Rumah Dirobohkan
Baca Juga: Waduh, 3 Aktivitas Ringan Ini Bisa Berdampak pada Kesehatan Jantung
"Kalau kebanyakan sekarang orang Tionghoa yang meninggal dikremasi dan abunya disimpan di Rumah Abu," pungkasnya. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: