Omzet Turun 50 Persen

Omzet Turun 50 Persen

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK, JAMBI - Dampak pandemi Covid-19 memang dirasakan banyak sektor ekonomi. Tetapi banyak industri yang tetap berusaha bertahan di tengah pandemi. Seperti cerita pemilik pabrik tahu, Darmanto, warga Kelurahan Paritculum I, Kecamatan Muarasabak Barat, Kabupaten Tanjab Timur.

Pandemi membuat produksinya menurun. Biasanya, setiap hari bisa memproduksi lebih 10.000 tahu, tapi selama pandemi pabriknya hanya memproduksi tahu di bawah jumlah biasanya. "Memang ada penurunan sih bang dari jumlah produksi. Banyak faktor yang membuat kami turun produksi, salah satunya akibat Pandemi Covid-19," ungkapnya.

Saat ini harga bahan baku kacang kedelai yang mulai naik membuat pengusaha asal Aceh itu sempat kesulitan dalam produksi. Bahan baku yang ia peroleh berasal dari agen di Kota Jambi. "Semenjak ada Covid-19, harga mulai naik sekitar 70 persen. Dari kacang kedelai hingga minyak. Sebelumnya kedelai harganya 350 ribu per karung, sekarang menjadi 525 ribu rupiah per karungnya dengan berat 50 kilogram. Kalau minyak goreng dari 160 ribu per kilonya, sekarang Rp 313 ribu," ungkap ayah dua anak ini.

Meski menghadapi situasi yang sulit, Darmanto tidak mau merumahkan karyawannya karena merekalah yang ikut berjasa membangun usahanya dari nol hingga besar seperti ini. Baginya karyawan adalah salah satu aset berharga bagi usaha yang ia rintis. "Kami sudah jatuh bangun dalam membangun pabrik tahu ini. Jadi pandemi ini kami anggap sebagai ujian. Kami berharap ujian ini segera berlalu," ujarnya.

Sambil menyuguhkan tahu hasil produksinya untuk dicicipi tamunya, Darmanto menceritakan bagaimana upayanya untuk membesarkan pabrik tahunya itu. Berawal dari usaha berdua dengan sang istri pada tahun 2015, kini pabrik tahu miliknya telah berkembang hingga memiliki tujuh orang karyawan. Terciptanya lowongan pekerjaan merupakan salah satu impian dirinya sejak lama.

"Saya tidak ingin bekerja dibawah orang. Saya pernah ikut belajar membuat tahu di Suban, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjab Barat. Akhirnya tertarik dan memutuskan untuk produksi sendiri," ungkapnya.

Dalam memasarkan, pria paruh baya ini memasok tahu ke seluruh penjuru Kabupaten Tanjab Timur. Hal ini dikarenakan tahu hasil produksinya kerap diminati oleh para pelanggannya. "Kami jual di pasar-pasar Tanjab Timur. Insyaallah rencananya mau kita pasok ke kabupaten tetangga terlebih dahulu sambil melihat peluangnya," sebutnya.

Sejak tiga bulan terkait, pendapatan yang ia peroleh mengalami penurunan sekitar 50 persen akibat pengurangan produksi lantaran bahan baku juga mahal.

"Biasanya total pendapatan per bulan bisa sampai Rp 50 juta. Akhir-akhir hanya tembus Rp 30 juta, sudah syukur. Itupun belum termasuk bahan baku hingga gaji karyawan. Namun tetap bersyukur ya namanya usaha," ucapnya.

"Untuk harga tahu yang kami jual beragam. Tahu putih dijual 600 rupiah per biji, kalau tahu kuning 550 rupiah per bijinya. Kita juga sediakan tahu goreng yang siap digunakan untuk para pelaku usaha bakso bakar dan lainnya," tandasnya. (pan/ira)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: