Peminat Menurun, Omset Pedagang Ikan Cupang Turin Drastis

Peminat Menurun, Omset Pedagang Ikan Cupang Turin Drastis

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK, JAMBI - Demam ikan cupang sempat fenomenal di beberapa wilayah di Indonesia seiring dengan mewabahnya Covid-19 di negeri ini. Bahkan, dari beberapa pemberitaan, harga jual ikan cupang sempat melambung tinggi dan ada pula pecinta ikan cupang yang rela menukarkan emang untuk mendapatkan ikan tersebut.

Selain di kenal dengan nama ikan cupang, di beberapa wilayah juga kerap menyebut ikan hias air tawar ini dengan sebutan ikan tempalo.

Baca Juga: Gubernur Minta Kaji Kecepatan Truk Batu Bara

Ikan cupang ada yang di pelihara untuk di nikmati keindahan warna dan bentuk tubuhnya, serta ada pula sebagian dari pecinta ikan dengan nama latin Betta sp ini memeliharanya untuk di jadikan ikan aduan. Oleh sebab itu, ikan ini juga dijuluki ikan laga atau ikan adu siam.

Untuk di Kabupaten Tanjab Timur sendiri, peminat ikan hias jenis ini yang sembelumnya cukup banyak, tapi akhir-akhir ini cenderung menurun drastis dan perlahan di tinggalkan masyarakat.

Seperti yang diungkapkan Dani, pedagang ikan cupang yang kerap menjajalkan hewan tersebut di beberapa tempat di Kabupaten Tanjab Timur ini mengatakan, penjualan ikan cupang sejak beberapa waktu belakangan cenderung menurun.

"Harga jualnya juga turun banyak nian mas sekarang ni. Ada ikan cupang ni yang dulu harganya mencapai hampir 100 ribu, sekarang cuman 50 ribuan kebawah. Itu pun masih di tawar-tawar murah dengan pembeli," ucapnya.

Baca Juga: Ruko Bob Bee Builder Disegel

Menurut Dani, turunnya permintaan ikan cupang diperkirakan karena para penghobi beralih peliharaan jenis hewan lainnya. Khusus untuk harga yang turun, dia menjelaskan, hal itu akibat semakin banyak pembudidaya ikan jenis ini.

"Ikan jenis ini lumayan mudah dipelihara. Itu lah buat orang banyak yang membudidayakan dan berhasil. Stok ikan melimpah, tapi permintaan turun. Akhirnya perang harga. Mungkin itu yang membuat harganya turun," ujarnya.

Dirinya juga menjelaskan, jika omzetnya saat ini terjun bebas dari yang ia dapatkan saat awal-awal peminat kian merajalela. Diakuinya bisa 500 ribuan dalam satu hari.

"Sekarang paling maksimal dapat cuma 200 ribuan. Itu pun la jarang nian. Harus tetap bersyukur ya namanya saja rejeki," jelasnya.

Harga ikan hias jualannya, kata Dani, pun bervariasi harganya. Tergantung dengan jenis dan warnanya. Harapannya penggiat ikan hias kian marak lagi seperti di awal masa Pandemi.

"Yang mahal itu sekarang kalo di tempat kami jenis jarum, bisa 25 ribu per ekornya dan paling kecil 15 ribu. Kalau ikan ni kami bawak dari Jambi, terus kami bawa kesini dan kami jual di lokasi pasar kalangan, di dekat sekolahan atau tempat-tempat yang ada hajatan," pungkasnya. (pan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: