Populasi Babi Hutan Berkurang
JAMBI-INDPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Penampakan harimau, bukan yang pertama kali terjadi di Provinsi Jambi. Di Kabupaten Muarojambi, raja rimba ini juga terlihat di Desa Gedongkarya, Kecamatan Kumpeh.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi menilai, ini disebabkan karena ulah manusia. “Harimau menyerang manusia, pasti ada penyebabnya,” kata Udin, Tim Wilayah Timur BKSDA Provinsi Jambi, Minggu (26/9).
Salah satunya adalah penyempitan habitat. Ini disebabkan perambahan hutan. Harimau di wilayah tersebut terganggu dan kehilangan makanannya. “Karena tak ada pakan lagi, dia mencari ke luar,” tambahnya.
Intinya kata dia, harimau menyerang manusia karena merasa terganggu.
Sementara itu, Farid selaku Kepala Seksi Wilayah 3 BKSDA Jambi (Tanjab Barat-Tanjab Timur), menjelaskan ini bisa terjadi karena populasi mangsa harimau jauh berkurang.
Biasanya, harimau ini tidak berkumpul dalam satu koloni. Hewan ini sendirian dan memiliki wilayah teritorial. Saat mencari pasangannya, harimau jantan akan menempuh jarak yang cukup jauh. Tetapi dia akan kembali ke wilayahnya.
"Rata-rata jarak jelajah harimau sumatera jantan sekitar 60 kilometer persegi. Adanya kasus harimau yang masuk pemukiman warga, disebabkan karena jumlah babi hutan sudah berkurang banyak," jelasnya.
Farid menuturkan, biasanya harimau akan menghindar jika bertemu manusia. Akan tetapi, dalam kasus harimau menerkam manusia bisa disebabkan karena habitat asli hewan tersebut sudah terganggu, atau manusia masuk dalam wilayah teritorialnya.
"Jika harimau tersebut terkejut, dalam keadaan seperti itu dia bisa menjadi agresif," tuturnya. Penyebab lain adalah, hewan dalam keadaan sakit, sudah tua dan tidak bisa lagi menangkap hewan buruannya. (slt/pan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: