Tak Hanya Pertanda Baik, Hujan Bagi Umat Tionghoa Juga Bermakna Tidak Beruntung

Tak Hanya Pertanda Baik, Hujan Bagi Umat Tionghoa Juga Bermakna Tidak Beruntung

JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Datangnya hujan memang cukup dikenal lambang datangnya kemakmuran dan rezeki yang berlimpah. Anggapan ini sangat populer di Indonesia, ditambah hujan juga dimaknakan dengan hal-hal baik yang sering disebut-sebut oleh masyarakat.

Namun, bagi masyarakat Tionghoa hujan selain dimaknakan dengan simbol rezeki, juga diyakini dapat membawa ketidakberuntungan, terutama jika hujan terjadi terus menerus.

“Kalau bagi masyarakat Tionghoa khususnya, Hujan tetap dianggap sebagai hal baik, namun dibalik hal baik itu ada juga hal-hal jelek yang terjadi ketika hujan, jadi seimbang pemaknaannya,” kata Ivan Steven, salah satu warga Kota Jambi, Jumat (18/3).

Ivan kemudian mencontohkan, jika hujan datang maka yang akan diuntungkan adalah petani sawit, sementara petani karet akan merugi karena hasilnya sedikit terkena hujan saat akan diambil hasilnya.

Baca Juga: Tradisi Penanggalan Tionghoa Masih Percaya Masyarakat

Baca Juga: Patung Dewa di Klenteng Diletakkan Sesuai Kedudukan Masing-masing

“Apa lagi kalau hujannya datang terus menerus, maka petani sawit yang biasanya diuntungkan, bisa saja merasa rugi, kalau petani karetnya jangan ditanya lagi,” jelasnya.

Terlebih, jika turunnya hujan dibarengi dengan perayaan Imlek, maka itu dianggap dengan simbol keberuntungan. Menurut sejarahnya, turunnya hujan ketika Imlek menandakan Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hwa yang diartikan sebagai turun berkah dari langit.

“Cerita yang saya dengar juga seperti itu ya, tergantung dari masyarakat lagi bagaimana menyikapinya,” tandasnya. (dra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: