7 Fakta Soal Dokter yang Menyuntikkan Vaksin Kosong Kepada Siswa
4. Dokter yang Diduga Menyuntikkan Vaksin Kosong Minta Maaf
Dokter berinisial G yang diduga menyuntikkan vaksin kosong ke siswa mengucapkan permintaan maaf atas kasus yang menjeratnya.
Permintaan maaf itu disampaikannya saat paparan di Mapolres Belawan, Jumat (21/1). Selama paparan, G terlihat hanya tertunduk hingga kegiatan tersebut selesai digelar.
"Kepada pihak Polri, masyarakat, kepada IDI Sumut dan IDI Medan, saya mohon maaf atas kesilapan yang saya perbuat ini," ujarnya.
Seusai paparan, wartawan sempat menanyakan kepada G terkait apakah maksud dari kesilapan yang disampaikannya karena memberikan vaksin kosong, G yang bertugas salah satu rumah sakit swasta di Medan itu tak menjawab.
Dia malah langsung pergi ke salah satu ruangan penyidik di Polres tersebut dengan dikawal sejumlah petugas.
5. Polisi Masih Melakukan Penyelidikan
Dirkrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan pihaknya masih belum bisa memastikan apakah vaksin yang disuntikkan tersebut memang kosong atau tidak. Pasalnya hingga kini pihak kepolisian masih terus melakukan pemeriksaan.
“Hari ini kami bersama Ketua IDI Sumut dan Medan. Kami bersinergi menindaklanjuti terkait video (vaksin kosong) tersebut,” ujar Tatan saat paparan di Mapolres Belawan.
Selain itu, kata mantan Kepala Bidang Humas Polda Sumut itu, pihaknya masih akan melakukan pengujian di laboratorium forensik untuk memastikan vaksin itu kosong atau tidak.
“Kami tetap masih dalam tahap penyelidikan dengan melibatkan beberapa ahli, kemudian melibatkan beberapa labfor,” ujar Tatan.
6. Lima Orang Saksi Diperiksa
Polisi telah memeriksa sebanyak lima orang saksi dalam kasus itu. Kelima orang itu, yakni dokter G, seorang perawat berinisial W, orang tua siswa, hingga penginput data acara vaksinasi itu.
7. Sejumlah Bukti Disita
Dalam kasus ini, pihak kepolisian telah menyita sejumlah barang bukti berupa video rekaman, spuit serta daftar siswa yang divaksin saat acara tersebut.
“Barang bukti yang kami sita, bekas jarum suntik, kegiatan vaksin tersebut, buku agenda terkait dengan daftar anak yang divaksin, kemudian rekaman video,” kata Tatan.(mcr22/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: