Harga Emas 19 Januari 2022 Melemah, Kebijakan The Fed Jadi Pemicunya

Harga Emas 19 Januari 2022 Melemah, Kebijakan The Fed Jadi Pemicunya

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA - Harga emas melemah, dipicu oleh sentimen kenaikan imbal hasil US Treasury ditengah-tengah penguatan terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Perhatian pada investor saat ini tertuju pada pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) pekan depan untuk sinyal lebih lanjut tentang jadwal kenaikan suku bunga.

Harga emas melemah 0,3 persen di pasar spot menjadi USD1.813,08 per ounce pada pukul 01.49 WIB, Rabu 19 Januari 2022.

Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,2 persen lebih rendah menjadi USD1.812,40 per ounce, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, dini hari tadi.

"Jika The Fed menaikkan suku minggu depan, emas bisa melihat aksi jual di bawah USD1.800. Tetapi, itu bakal menjadi level terendah sementara karena pasar akan tahu bahwa The Fed berada dalam posisi yang buruk jika menaikkan suku bunga sebelum Maret," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.

Setelah kenaikan suku bunga pertama, harga emas dapat diperdagangkan dalam kisaran USD1.780-1.830, Haberkorn menambahkan.

Imbal hasil US Treasury 10-tahun menyentuh puncak dua tahun, sementara dolar mencapai tertinggi satu minggu, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS.

Sementara itu, indeks saham Wall Street jatuh pada sesi Selasa, membatasi penurunan harga emas.

"Kita berada di jalur untuk imbal hasil yang lebih tinggi sepanjang tahun, yang akan membatasi kenaikan emas. Tetapi kisah inflasi membuat emas tetap bertahan," kata Haberkorn.

Sebagaimana diketahui, perhatian investor global tetap tertuju pada pertemuan The Fed yang akan berlangsung 25-26 Januari 2022, setelah sejumlah petingginya mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada Maret untuk mengendalikan inflasi.

"Emas dalam periode yang berombak, tetapi prospek jangka menengah masih tetap  bullish  jika harga dapat melayang di sekitar level USD1.800. Emas akan tetap menjadi lindung nilai inflasi untuk sebagian besar Amerika Latin dan negara berkembang," papar Ed Moya, analis OANDA.

Harga perak di pasar spot melesat 1,8 persen menjadi USD23,42 per ounce, platinum meningkat 1 persen menjadi USD981,50 dan paladium melonjak 1,5 persen menjadi USD1.903,17.(fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: