Luhut Klaim 110 Juta Netizen Dukung Tunda Pemilu, Pakar Medsos: Mustahil
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, menyebutkan sebanyak 110 juta warganet setuju untuk menunda Pemilu 2024.
Klaim Luhut ini dibantah pakar dan analis media sosial, Ismail Fahmi. "Itu data dari mana?" kata Ismail Fahmi, seperti dikutip fin.co.id melalui akun media sosial Twitternya, Ismailfahmi Sabtu 12 Maret 2022, terkait data 110 juta warganet itu.
Pendiri Drone Emprit ini mengatakan, setidaknya saat ini hanya ada 10 ribu lebih pengguna media sosial yang berbicara soal penundaan Pemilu 2024.
Data itu diperoleh dari Lab45 sejak 2021. Dari jumlah 10 ribu itu kata dia, mayoritas menolak tunda pemilu. Lanjutnya, dari Lab45 sendiri, hanya ada 10.852 akun Twitter yang terlibat pembicaraan presiden 3 periode. Dan mayoritas menolak untuk menunda pemilu 2024.
Kemudian dia melanjutkan, sebanyak 10.852 itu, adalah akun yang turut bicara plus yang dimention akun lain, meski tidak ikut bicara.
"Contoh akun SBY, tidak ikut bicara, ada dalam SNA karena dimention. Jadi saya kira yang aktif dalam percakapan kurang dari jumlah di atas," kata dia.
BACA JUGA : AKBP M Akhirnya Dipecat, Kasus Pemerkosaan Gadis 13 Tahun
BACA JUGA : Asnawi Bantah Mundur dari Bawaslu Demi Demokrat
Selain itu Ismail juga menilai, jumlah 110 juta yang disebut Luhut itu berlebihan. Sebab menurutnya, pengguna Twitter hanya 18 juta di Indonesia. 10 ribu di antaranya aktif bicara penundaan pilpres.
"Dari 18 juta user Twitter +62, hanya sekitar 10 ribu yg aktif bicara soal perpanjangan masa jabatan ini. Atau hanya 0.055%," katanya.
"Padahal user Twitter paling cerewet soal politik. Apalagi user kanal lain seperti IG, FB, persentase bisa lebih sedikit" ungkapnya.
Dari situ Fahmi menilai, data 110 juta yang diklaim Luhut, mustahil.
Dia menjelaskan, pengguna Facebook Indonesia tahun lalu berjumlah 140 juta.
"Asumsi 0.055% juga bahas isu ini, hanya dapat 77 ribu akun. Markup 10x = 777 ribu. Markup 100× = 7,7 juta. Markup 1000x = 77 juta".
BACA JUGA : Dari Balik Penjara, Habib Rizieq Keluarkan Perintah Terbaru, Ini Katanya
BACA JUGA : Duh! Tak Kunjung Diperbaiki, Tiang WFC Ancam Keselamatan
"Jadi impossible ada 110 juta yang ikut aktif bicara, kecuali dimarkup 1000x lebih datanya" tuturnya.
Sebelumnya, Luhut klaim pemilih Partai Demokrat, Gerindra dan PDIP mendukung usulan Pemilu 2024 ditunda dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Luhut mengklaim, temuan itu dia dapat berdasarkan big data berupa percakapan dari 110 juta orang di media sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: