Kemenangan Taliban dan Pengaruhnya untuk Indonesia
Pengamat terorisme sendiri terpecah akan hal ini, kelompok pertama menilai gejolak yang terjadi di luar negara semisal di Afghanistan selalu menjadi topik menarik bagi masyarakat di Indonesia karena isu keislamaan. Sehingga wajar apabila terjadi euforia di Indonesia terutama di media sosial atas kudeta Taliban di Afghanistan.
Dampak paling nyata dari kemenangan Taliban, ya adanya euforia di kalangan pro Taliban utamanya dari jaringan JI bukan ISIS. Hal ini mengingat Jamaah Islamiah (JI) memiliki koneksi dengan Taliban.
Senada dengan hal ini menurut pengamat terorisme, Al Chaidar menilai situasi di Afghanistan bisa menimbulkan berbagai efek di Indonesia. Terutama memantik JI melakukan tindakan nyata.
Berdasarkan sisi afiliasi, JI berafiliasi dengan Al-Qaeda, organisasi teroris internasional yang berdiri sejak tahun 1988 dan dipimpin Osama Bin Laden dan kini dilanjutkan Ayman Al-Zawahiri. Sekutu Al-Qaeda di antaranya adalah Taliban, Boko Haram dan Abu Sayyaf.
Kelompok militan JI dilatih di berbagai medan, dari Afghanistan, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Namun ada juga pakar yang menilai kejadian di Afghanistan tidak akan memberikan efek secara langsung atau mampu menumbuhkan sel-sel terorisme baru di Indonesia. Mengingat para kombatan jebolan Afghanistan di Indonesia jumlahnya tak banyak.
Meski demikian, tetap saja pemerintah mesti mengambil langkah preventif, agar euforia di media sosial tidak menjadi gerakan aksi nyata, seperti edukasi publik terutama dengan memakai ‘credible voice’ dari para mantan yang sudah tidak lagi pro-kekerasaan.
Perihal euforia media sosial tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sendiri sudah mendeteksi penggalangan simpatisan atas kemenangan Taliban di Indonesia. BNPT berharap kejadian Taliban di Afghanistan tidak dicontoh masyarakat di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: