Kisruh PT RPSL vs Keluarga Roliyah Belum Ada Titik Temu

Kisruh PT RPSL vs Keluarga Roliyah Belum Ada Titik Temu

Diberitakan sebelumnya, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa PT RPSL sudah tidak berkativitas atau beroperasi sejak tahun 2018 hingga Januari 2022 lalu. Memang pada 2021 ada aktivitas di PT RPSL, namun itu bukan aktivitas produksi wood pellet.

“Saat itu hanya bahan baku saja, tidak ada pengiriman. Masin juga belum bisa digunakan saat itu untuk membuat wood pellet,” kata Nelson.

Tidak beraktivitasnya PLT Biomassa itu kata Nelson, lantaran pihaknya tidak lagi memperpanjang kerja sama dengan PLN GI Payoselincah. Penyebabnya, adalah biaya produksi saat itu tidak tertutupi. “Profit kita pun saat itu sedikit,” timpalnya.

Dia pun menampik bahwa, PLT Biomassa itu hanya sebagai sampul perusahaan untuk melakukan aktivitas pengolahan wood pellet, yang akan diekspor ke luar negeri.

“Memang perusahaan ini berdampingan. Kenapa sekarang hanya wood pellet yang dijalankan, agar perusahaan tidak mati di jalan,” jelasnya.

Untuk bahan bakunya sendiri kata Nelson, adalah limbah atau bekas kayu dari yang tak terpakai lagi oleh pengusaha kayu di Kota Jambi. “Jadi bukan merambah hutan, itu kayu bekas,” sebutnya.

Mengenai hal lainnya, ketika disinggung bahwa, pihak perusahan tak pernah memberikan bantuan dalam bentuk apapun ke keluarga Nenek Roliyah, Nelson menampiknya. Kata dia, termasuk keluarga Nenek Roliyah juga masyarakat lainnya tetap diberikan bantuan sosial.

“Termasuk merekrut mereka. Salah satu keluarga dari keluarga Nenek Roloyah bahkan bekerja di PT RPSL. Kita pernah berikan bantuan, tapi ditolak,” akunya.

Terkait janji perusahaan akan meningkatkan kapasitas jalan, sebagaimana yang tercantum pada Surat Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Pemkot Jambi, Nelson mengaku segera melakukannya.

“Kalau untuk tonase, itu tidak sampai 10 ton yang masuk. Kalau untuk kontainer yang masuk itu dalam kondisi kosong, saat ini tidak ada masuk. Kita memerlukan itu karena untuk membawa wood pellet kita. Kita tidak punya angkutan, jadi kita kerja sama dengan pihak lain untuk ekspornya,” terangnya.

“Saat ini kita sedang menghitung biaya untuk peningkatan jalan dibantu pihak PUPR Kota Jambi,” jelasnya.

Terpisah, Kadishub Kota Jambi, Saleh Ridho mengatakan, beberapa waktu lalu, dari hasil pengecekan pihaknya ke PT RPSL, tidak menemukannya ada angkutan besar.

“Kita tidak membolehkan adanya angkutan besar, dan akan segera kita tilang seperti yang kemarin. Saat ini RPSL sedang menghitung terkait anggaran peningkatan jalan. Mereka berjanji minggu depan memberikan kepastian peningkatan jalannya,” singkatnya. (zen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: