1 Orang Meninggal Akibat DBD
JAMBI, JAMBI-INDEPEDENT.CO.ID - Awal tahun 2022 ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jambi cukup banyak. Sampai Februari kemarin ada sebanyak 119 penderita DBD dan satu orang meninggal dunia.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Eva Susanti mengatakan, saat ini kasus DBD di Jambi mulai meningkat. Ini berkenaan dengan masuknya musim hujan di Provinsi Jambi.
“Kasus juga sudah mulai banyak, ada seratus lebih, dan satu orang di Kota Jambi meninggal dunia,” kata dia, Selasa (1/3).
Lanjutnya, Untuk Kota Jambi memang menjadi kota yang terbanyak terpapar DBD karena lingkungan. Kata dia, banyaknya sampah yang berserakan di jalan, kemudian lingkungan yang kotor menjadi penyebab terjadinya penyebaran DBD.
Baca Juga: Cegah Penularan Kasus Covid-19 di Kerinci, Peserta dan Panitia MTB Harus Dites Ulang
Baca Juga: Bupati Bungo Hadiri Rakor Partai Nasdem Kabupaten Bungo
“Tapi bukan karena tempat sampah yang kurang. Tapi karena lingkungan yang tak dijaga masyarakat,” tambahnya.
Untuk Kota Jambi sendiri ada sebanyak 89 kasus. Satu diantaranya meninggal dunia. Kemudian Kabupaten Batanghari ada sebanyak 3 kasus, Kabupaten Muarojambi 2 kasus. Kabupaten Tanjab Barat 7 kasus, Kabupaten Tanjab Timur 2 kasus, Kabupaten Bungo 4 kasus.
Kemudian Kabupaten Tebo ada satu kasus, Kabupaten Sarolangun 6 kasus, Kabupaten Merangin 5 kasus, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh 0 kasus.
Untuk membasmi DBD ini, masyarakat perlu menerapkan membersihkan, menguras dan mengubur tumbukan sampah yang menyebabkan jentik nyamuk cepat berkembang biak. Sehingga, jentik tak bisa menjadi nyamuk dewasa.
Baca Juga: Pohon Kelapa Tumbang di Rawasari, Listrik di 7 Rumah Padam
Baca Juga: Kepindahan ASN ke IKN Nusantara, Menpan RB Tjahjo Sebut Tidak Bisa Minta Pindah ke Daerah
Menurutnya, membasmi jentik nyamuk tak cukup dengan melakukan fogging saja, ini bisa menjadi hal buruk, selain untuk kesehatan manusia. Jika fogging terus dilakukan, maka akan membuat nyamuk sendiri menjadi kebal.
Jentik nyamuk tidak akan mati melainkan lebih kebal dengan fogging yang disemprotkan. Dia mengatakan foging bukan langkah utama dalam basmi DBD. Fogging ini jika dilakukan secara berkesinambungan terus menerus, maka akan ada efek resisten terhadap kandungan fogging yang digunakan.
“Makanya foging bukan yang utama, malah kurang bagus jika terus digunakan,” sebutnya. Menurutnya, yang penting saat ini harus membunuh jentik nyamuk yang bisa menjadi nyamuk besar. Dia mengimbau kepada masyarakat agar menguras, membersihkan dan membasmi penyebab terjadinya DBD. “Jangan sampai nyamuk ini menjadi nyamuk dewasa yang bisa menyebabkan DBD,” jelansya.
Untuk itu, yang perlu dilakukan yakni membersihkan lingkungan. Kata dia jentik nyamuk lebih banyak pada lingkungan yang kotor. Kemudian juga genangan air dan lain sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: