Reli Harga Minyak Dunia Berlanjut, Brent di Angka USD 80,80 Per Barel, WTI Lebih Rendah
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA – Harga minyak menguat, Rabu, memperpanjang keuntungan bahkan setelah produsen minyak atau OPEC Plus sepakat menaikkan target produksi untuk Februari dan persediaan bahan bakar Amerika melonjak karena penurunan permintaan akibat melonjaknya kasus Covid-19.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup meningkat 80 sen, atau 1 persen, menjadi USD80,80 per barel. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat 86 sen, atau 1,1 persen, menjadi USD77,85 per barel.
Demikian mengutip laporan Reuters, di New York, Rabu 5 Januari 2022 atau Kamis 6 Januari 2022 pagi WIB.
Trend harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) patokan Amerika (NYMEX/TradingView)
Pasar memangkas kenaikan setelah risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve (The Fed) dirilis, yang menunjukkan pembuat kebijakan mungkin harus menaikkan suku lebih cepat daripada yang diantisipasi pasar. Minyak turun, mengikuti aset berisiko lainnya, seperti saham.
Sementara itu stok minyak mentah Amerika menyusut 2,1 juta barel, sebagian karena insentif pajak bagi produsen untuk mengurangi persediaan sebelum akhir tahun.
Namun, persediaan bensin melonjak lebih dari 10 juta barel, dan stok sulingan naik 4,4 juta barel. Analis mengutip permintaan yang lemah selama pekan terakhir 2021 karena orang-orang mengurangi aktivitas akibat varian Omicron virus corona.
Amerika Serikat melaporkan hampir 1 juta infeksi virus corona, Senin, penghitungan harian tertinggi dari negara mana pun dan hampir dua kali lipat dari puncak AS sebelumnya yang dicapai seminggu sebelumnya.
Produk yang dipasok secara keseluruhan, proksi untuk permintaan, turun tajam, meski empat minggu terakhir melihat permintaan yang lebih kuat daripada periode yang sama dua tahun lalu sebelum hadirnya pandemi.
“Permintaan produk tersirat – terutama untuk bensin – merosot, menunjukkan bahwa masyarakat berhati-hati tentang perjalanan setelah melonjaknya kasus varian Omicron. Ketakutan ini kemungkinan akan bertahan selama beberapa pekan,” kata Caroline Bain, Kepala Ekonom Komoditas di Capital Economics.
Produsen OPEC Plus–yang mencakup anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak bersama Rusia dan lainnya–Selasa, setuju untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari pada Februari, seperti yang mereka lakukan setiap bulan sejak Agustus.
Namun, OPEC Plus mungkin akan berjuang untuk mencapai target itu, karena sejumlah anggota termasuk Nigeria, Angola dan Libya, menghadapi kesulitan meningkatkan produksi, kata analis Barclays. Bahkan ketika kelompok tersebut meningkatkan target, “persediaan tambahan yang sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih kecil, mirip dengan efek permintaan dari Omicron,” tulis bank tersebut. (git/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: