Ketujuh, salah satu visi utama CPOPC adalah untuk menyejahterakan hidup dari jutaan petani kelapa sawit di berbagai negara produsen minyak sawit di seluruh dunia. Untuk itu, Sekretariat CPOPC harus membuat program yang didedikasikan untuk para petani tersebut.
“The Global Smallholders Forum adalah aktivitas penting yang memfasilitasi dan mengonsolidasi masalah penting dari smallholders minyak sawit global, dan untuk mendukung mereka mencapai standar keberlanjutan seperti yang tercantum dalam SDG’s,” jelas Menko Airlangga.
Terakhir, Sekretariat juga harus memberikan lebih banyak masukan dan rekomendasi untuk negara anggota mengenai kebijakan dan regulasi yang terus berkembang, dan untuk negara lain yang juga mengonsumsi minyak sawit, yang pastinya akan mempengaruhi industri minyak sawit.
Menteri Zuraida dari Malaysia menyampaikan perhatiannya terhadap sentimen kampanye anti sawit yang dimunculkan oleh berbagai pihak. Sebenarnya kelapa sawit jauh lebih efisien dibandingkan dengan komoditas minyak nabati lainnya, dan propaganda negatif ini perlu mendapatkan respon serius dari CPOPC.
“Indonesia dan Malaysia akan pastikan memberi maklumat yang jelas bahwa kita adalah progressive countries, kampanye negatif itu tidak benar, dan kita juga mampu menjadi pelopor dalam pasar atau industri minyak sawit. Kemudian, proses empat negara observer untuk jadi anggota CPOPC akan dipercepat,” katanya.
Pada kesempatan ini juga diumumkan pemenang Kompetisi Penulisan Cerita Pendek tentang Smallholder’s Life, serta peluncuran buku berisi cerita-cerita pemenang berjudul “Oil Palm Small Farmers: Our Stories, Our Lives, Our Future”. Hal ini sebagai bagian dari komunikasi public CPOPC untuk meningkatkan awareness masyarakat dunia dalam kontribusi minyak sawit hingga mencapai SDG’s.(*)