JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI - Pembenahan terhadap wilayah kumuh, memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Inilah yang diharapkan oleh Pemerintah Kecamatan Pasar, Kota Jambi. Mengingat, kawasan pasar selalu identik dengan kumuh.
Seperti yang diketahui, di Pasar, merupakan kawasan berjualan. Berbagai pedagang menjajakan jualannya. Mulai dari jualan kering, basah, tekstil dan lainnya. Camat Pasar, Mursida mengatakan pembenahan kawasan ini tidak hanya soal sampah. Namun juga menertibkan dagangan atau peralatan pedagang yang diletakkan tidak rapi oleh pedagang.
"Kawasan kumuh ini, sesuai instruksi Pemkot Jambi, dalam hal penanganan Covid-19 maupun kebersihan. Keamanan dan ketertiban semua, walaupun membawa pasar menuju yang lebih baik, tidak semudah membalikkan telapak tangan," bebernya.
Mursida mengatakan, kenyamanan pengunjung pasar merupakan tolak ukur pasar tidak kumuh. Kata dia, saat ini sudah ada fasilitas jalan pedesterian yang dibangun oleh Pemkot Jambi. Jalan tersebut, menurutnya diperuntukkan bagi pengguna jalan. Sehingga, tak diizinkan adanya kendaraan yang parkir atau barang dagangan pemilik toko.
"Supaya jalan jadi nyaman untuk pejalan kaki, Pak Wali tak ingin ada motor yang ditempatkan di trotoar. Lalu jangan sampai menggelar dagangan melewati batas," sampainya.
Terpal milik pedagang pun, kata dia tidak diperkenankan terpasang. Sebab membuat kesan semrawut.
"Sejauh ini kita terus sosialisasi, masyarakat mulai paham dan bisa menerima apa yang dinginkan pemerintah," katanya.
Namun, Mursida masih mengakui bahwa ada kawasan yang kumuh. Meski tak ada lapak yang digelar pedagang di sana, yakni di Kelurahan Beringin. Kata dia, ada beberapa wilayah masih tergenang.
"Di Kelurahan Beringin, walaupun di gang tak ada sampah, tetapi satu yang membuat kendala, karena merupakan tempat aliran sungai. Ketika banjir, membawa sampah dari mana-mana. Sehingga sampah tidak bisa dibawa sampai tuntas," jelasnya.
Sebab, kata dia, ketika air surut, sampah akan tinggal. Sementara, untuk mengambil sampah tersebut cukup sulit. "Sulitnya mengambil sampah, air menyusut dan sampahnya tinggal, inilah kendala yang dialami oleh masyarakat di empat kelurahan pada umumnya," tandasnya. (tav/enn)