Wakili Indonesia, Fasha Hadiri KTT ICLEI World Summit dan Inisiasi Kerjasama Luar Negeri Jambi
Fasha Buka Peluang Promosi Produk UMKM Jambi di Eropa
NORDIK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Wali Kota Jambi Syarif Fasha hadiri Kongres Dunia ICLEI 2021-2022, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Malmo, yang diselenggarakan pada tanggal 11 hingga 13 Mei 2022 di Kota Malmo, Swedia. Dalam KTT ini Fasha sebagai satu-satunya delegasi yang mewakili Indonesia dalam konferensi tahunan lembaga internasional yang yang fokus pada pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, terutama terhadap isu lingkungan global. Setelah dua tahun lamanya terhalang wabah pandemi Covid-19, KTT dilaksanakan kembali di benua biru, Kota Malmo Swedia. Sebagaimana diketahui bahwa kehadiran Wali Kota Jambi pada KTT ini adalah sebagai perwakilan dari Indonesia dan presidency di kawasan Asia Tenggara. KTT Malmo kali ini bekerjasama dengan lembaga City Futures Academy dan The International Institute for Industrial Environmental Economics (IIIEE), Lund University, untuk mendukung upaya pengembangan kapasitas dan pembelajaranpara peserta KTT Malmo pada ICLEI World Congress.
ICLEI sendiri merupakan sebuah jaringan global 2500 pemerintah lokal dari berbagai wilayah dipenjuru dunia yang memiliki komitmen sama dalam pembangunan perkotaan yang berkesinambungan dan peka terhadap isu global, lingkungan, perubahan iklim dan kota yang tangguh dalam. Lembaga nirlaba yang aktif di 125 negara tersebut, mengajak pemerintahan yang berkomitmen untuk menciptakan kebijakan dan aksi nyata untuk menggerakkan kebijakan emisi rendah karbon didaerahnya, komitmen dalam menjaga keseimbangan alam hayati, dan kota-kota tangguh berwawasan lingkungan dalam kebijakan pembangunannya.
Dalam konferensi tersebut, Fasha berkesempatan menjadi pembicara dan memaparkan best practice Kota Jambi terkait kebijakan dan inisiasi Pemkot Jambi dalam upaya tata kelola lingkungan dan persampahan perkotaan, serta langkah kongkrit Kota Jambi dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim global.
"Salah satu tantangan masyarakat perkotaan yang dihadapi Kota Jambi adalah pengelolaan sampah. Sebagai daerah perkotaan yang sedang berkembang, sampah masih didominasi sampah organik sebesar 61%. Sebagai kota yang sedang tumbuh, kami mencoba untuk mengelola pembangunan yang selaras dengan tujuan SDGs, saat ini kami memiliki beberapa proyek yang sedang berjalan untuk mengatasi masalah perubahan iklim," jelas Fasha dalam paparannya dihadapan delegasi KTT Malmo
Lebih lanjut, Fasha menjelaskan bahwa dalam upaya pengelolaan sampah, Kota Jambi memiliki beberapa inisiatif kegiatan yang pro lingkungan seperti, aturan larangan membakar sampah rumah tangga secara terbuka, memilah atau memisahkan sampah dari sumbernya, mengubah sampah organik di Pasar Talang Banjar menjadi gas metan bagi 100 rumah tangga di sekitar Pasar Talang Banjar untuk aktivitas memasak, menghasilkan listrik dari biogas (limbah menjadi energi) di Pasar Talang Banjar
"Kami memiliki TPA (dengan sistem sanitasi) seluas 10 Ha dan mengubah gas metan di TPA menjadi gas untuk memasak yang didistribusikannya ke penduduk sekitar TPA secara gratis. kami terus menambah luasan ruang terbuka hijau publik (RTH), dari yang saat ini sebesar 10,74% menjadi 20% dari total luas wilayah kota. Untuk energi bersih, Kota Jambi telah dialiri jaringan perpipaan gas perkotaan. Untuk sektor transportasi, kami telah menginisiasi transportasi massal ramah lingkungan, uji emisi berkala kendaraan, pembangunan jalur khusus sepeda, dan program CFD/CFN diakhir pekan," sebut Fasha.
Fasha juga mengutarakan bahwa kunci utama pembangunan lingkungan yang berkelanjutan adalah dengan kolaborasi kerjasama dari semua pihak tanpa terkecuali.
"Tentu saja kami tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi isu lingkungan. Kolaborasi memegang peranan penting dalam hal ini, baik kolaborasi dengan stake holder, maupun masyarakat itu sendiri. Walaupun tidak memiliki dana yang cukup banyak, namun kami percaya kekuatan kerjasama dan partisipasi masyarakat, "gotong royong" adalah kekuatan besar dalam pembangunan berkelanjutan bagi kota tangguh. Bersama kita bisa," pungkas Fasha.
Disela lawatan ke benua biru belahan utara tersebut, Fasha juga melakukan kunjungan ke Kedutaan Indonesia untuk negara Denmark dan Kedutaan Indonesia untuk negara Finlandia. Wali Kota Fasha disambut secara langsung dalam jamuan makan malam oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark, Dewi Savitri Wahab dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Finlandia dan Estonia, Ratu Silvy Gayatri. Dalam kedua kunjungan tersebut, Wali Kota Fasha menginisiasi kerjasama promosi daerah, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk meningkatkan multiplier effect ekonomi daerah di Kota Jambi dna Provinsi Jambi.
Dalam kedua kunjungan ke kedua Kedutaan Besar Indonesia tersebut, Wali Kota Fasha memberikan Batik Jambi dan produk unggulan UMKM Jambi, seperti kopi, pempek dan makanan ringan lainnya kepada Ibu Duta Besar. Peluang promosi produk unggulan Jambi pun terbuka lebar untuk pangsa pasar di benuar Eropa, karena Kedutaan Besar Indonesia di Eropa membuka kegiatan Indonesia Expo yang setiap tahunnya disambut antusias oleh masyarakat Eropa. Terutama untuk produk wastra batik Jambi yang memiliki potensi untuk diterima secara luas oleh masyarakat eropa yang sangat menghargai originalitas bahan batik dari bahan alam dan sejarah dibalik pembuatan batik. Wali Kota Fasha pun menyambut baik peluang ini dengan akan melakukan langkah konkrit mempertemukan pelaku UMKM Jambi dengan pasar eropa dan memasukan produk unggulan lokal Jambi ke pasar internasional.
Tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral antar negara Indonesia-Denmark, khususnya dalam kerangka kerja sama Pemerintah Daerah/Wali Kota kedua negara, dalam kesempatan lawatan ini Fasha turut pula melakukan kunjungan kerjasama dengan berbagai pihak terkait di Denmark, khususnya dalam pembangunan berkelanjutan di bidang pengolahan sampah, manajemen energi terbarukan, dan smart cities.
Dalam kesempatan itu, Fasha melakukan visitasi kunjungan ke tempat pengolahan sampah terbesar di Denmark yang mampu mengolah sampah menjadi salah satu energi listrik utama (waste to energy) untuk memasok kebutuhan Kota Copenhagen Denmark dan State of Green, unit kerja pemerintah Denmark yang fokus untuk pencapaian target-target SDGs Kerajaan Denmark dan pusat implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan smart city. Sebagaimana diketahui bahwa Denmark sebagai salah satu negara yang sangat fokus dalam membangun energi terbarukan yang ramah lingkungan sebagai dan sangat didukung oleh masyarakatnya.