JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Pasca pertemuan Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan CEO Tesla Inc, Elon Musk, akankah ada inevstasi besar masuk ke Indonesia?
Akhir akhir ini,pertemuan antara Jokowi dan pendiri SpaceX Elon Musk di Boca Chica, Amerika Serikat (AS) mendapatkan perhatian besar.
Hal ini juga mendapat tanggapan dari Peneliti dari for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda yang beranggapan bahwa pertemuan yang mengundang perhatian tersebut kemungkinan besar pembahasan tersebut merupakan realisasi investasi Tesla di Indonesia.
"Kemungkinan besar pembahasan tersebut merupakan realisasi investasi Tesla di Indonesia," ujarnya.
Apalagi pertemuan tersebut juga diposting
dalam Instagram dan Twitter pribadi Jokowi. Presidenpun mengatakan bahwa pertemuan dengan Elon Musk membahas dua hal.
Hanya saja menurut Nailul, dari pertemuan tersebut tidak memberikan kepastian mengenai suntikan dana dari investor asing ke ekonomi digital dan startup di Tanah Air.
“Walaupun sudah bertemu, tetapi sulit untuk ekonomi digital disuntikkan dana secara masif," ujar Nailul.
Menurut Nailul, masalah lingkungan di Indonesia masih menjadi masalah bagi investor asing.
"Jadi tidak ada jaminan Jokowi ke AS akan membawa masuk investasi, khususnya di bidang ekonomi digital dan startup,” kata Nailul.
Selain itu, potensi kekuatan Indonesia dalam ekonomi digital dan startup belum cukup memberi angin segar bagi iklim investasi
Nailul menjelaskan investor asing lebih melirik startup dengan sektor berbasis layanan Internet of Things (IoT) karena dinilai lebih menguntungkan di era digitalisasi saat ini.
Lebih lanjut, kemungkinan investor melirik investasi ke startup sektor kesehatan. Namun, ketika pandemi berangsur membaik investasi akan melambat.
Nailul mengatakan potensi kekuatan Indonesia ialah penyediaan bahan baku industri, penyediaan energi hijau, dan ekonomi digital.
“Sebagai salah satu negara penghasil biji nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia,” ucap dia.
Menurut dia, bukan tidak mungkin Indonesia juga kaya akan tambang, seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan seperti dikutip dari jpnn.com.
Selain itu, Indonesia juga sangat kaya dengan potensi energi hijau. Yaitu pembangkit listrik tenaga hidro, surya, dan geotermal. (viz)