JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Jose Mourinho mengklaim dirinya bukan lagi si Special One, bahkan jika bisa mengantarkan AS Roma meraih titel Eropa. Pernyataan itu dilontarkan Mourinho jelang duel final Conference League antara AS Roma kontra Feyenoord, Kamis 26 Mei dini hari WIB.
Jose Mourinho berpeluang jadi pelatih pertama yang memenangi treble UEFA, yaitu Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League. Kans melakukan itu terbuka lebar karena AS Roma cukup diunggulkan bisa mengatasi Feyenoord.
Setelah menjalani masa-masa mengecewakan di Tottenham Hotspur, pelatih asal Portugal itu kembali "hidup" di Roma. Giallorossi menjadi klub kesembilan yang berbeda yang ia tangani dalam 22 tahun kariernya.
Meski sudah pernah merasakan magisnya menjuarai Liga Champions dan Liga Europa, api dalam dada Jose Mourinho untuk berjaya bersama AS Roma masih membara.
BACA JUGA:Gaji Kylian Mbappe di PSG Setara Bayaran Seluruh Pemain AC Milan
BACA JUGA:Sukses Percepat Layanan Digitalisasi, Pengelolaan Arsip BPJS Ketenagakerjaan Raih Penghargaan ANRI
Kesempatan untuk mempertahankan rekor tidak pernah kalah di final besar Eropa, melawan Feyenoord di Tirana malam ini, api itu masih membara untuk Jose Mourinho.
Jelang final Conference League tersebut, Jose Mourinho mengenang memorinya pada babak 16 besar Liga Champions 2012/2013 antara Manchester United kontra Real Madrid. Saat itu, Mourinho mengklaim diundang Sir Alex Ferguson ke kantornya.
"Saya bertanya kepadanya, 'Bagaimana rasanya, bos? Apakah berbeda? Apakah rasanya berubah setelah bertahun-tahun?'. Dia bilang, 'Lupakan. Tak ada yang berubah, akan selalu sama sampai hari terakhir'," kata Mourinho, seperti dikutip Sky Sports.
"Itulah mengapa saya selalu bilang masih tak percaya saya sudah berusia 59 tahun. Saya tidak percaya sudah berkarier selama 22 tahun sebagai pelatih kepala."
BACA JUGA:Airlangga: Dorong Investasi di Daerah untuk Perluasan Aktivitas Ekonomi Baru
BACA JUGA:Kabar Bahagia dari Henny Rahman, Istri Alvin Faiz Umumkan Kehamilan
"Saya tak bisa bilang kapan akan berhenti. Gairahnya tidak pernah berubah," imbuhnya.
Mourinho melabeli dirinya sebagai Special One saat gabung Chelsea setelah menjuarai Liga Champions bersama Chelsea pada usia 41 tahun. Julukan itu terasa pantas disandangnya karena deretan gelar yang diraihnya.
Kemenangan AS Roma atas Feyenoord akan menjadi trofi Eropa kelima dalam karier Mourinho. Namun, saat ditanya apakah bisa kembali menyuguhkah performa spesial di final Conference League, dia malah memberi jawaban mengenjutkan.