JAMBI,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Program Udara Bersih Indonesia dikembangkan dalam upaya untuk mengurangi resiko perubahan iklim dan pembakaran lahan pertanian dengan mempromosikan dan memberikan pelatihan tentang praktek pertanian ramah lingkungan yang dapat mewujudkan Udara Bersih melalui penerapan teknologi Mulsa Tanpa Olah Tanah, Bedengan Kayu, dan Pembuatan Kompos Serasah dengan Ayam.
Selain itu juga akan melakukan penguatan organisasi petani, meningkatkan mata pencaharian, dan kualitas hidup masyarakat.
Program Udara Bersih Indonesia sedang dikembangkan di 8 Propinsi (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Barat dan Lampung), di 24 Kabupaten, dan di 240 desa. Penerima manfaat keseluruhan sampai 2024 ditargetkan sebanyak 18.000 petani.
Di Propinsi Jambi Program Udara Bersih Indonesia dilaksanakan di 3 Kabupaten, di 40 Desa. Juga telah melakukan melatih 18 Kader dan telah mempraktekkan Mulsa Tanpa Olah Tanah, Bedengan Kayu, dan Pembuatan Kompos Serasah dengan Ayam di 3 kabupaten.
Saat ini sedang melakukan Pelatihan Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia di Provinsi Jambi. Dilaksanakan dari tanggal 12 – 21 Juni 2022, yang diikuti oleh 90 orang petani dari 3 kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat. Pelatihan dibagi menjadi 3 bet pelatihan, Muaro Jambi (tanggal 12-15 Juni), Tanjung Jabung Timur (tanggal 15-18 Juni), dan Tanjung Jabung Barat (tanggal 18-21 Juni).
Pelatihan Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia dibuka oleh Kepala UPTD Pembenihan Ki Agus Taufik. Dikatakan Taufik bahwa setelah Pelatihaan Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia, Petani Kader Udara Bersih Indonesia akan melaksanakan Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia (SL KUBI) di desanya masing-masing, dan mempromosikan Pertanian Udara Bersih Indonesia ke kelompok tani lainnya di desanya dan desa-desa disekitarnya.
"Program Udara Bersih Indonesia diharapkan menjadi model yang dapat dikembangkan di seluruh Indonesia untuk menciptakan Udara Bersih Indonesia," ujarnya.
Program udara bersih ini dikembangkan oleh
Yayasan FIELD (Farmer’s Initiatives for Ecological Livelihoods, and Democracy). Yayasan FIELD adalah sebuah Organisasi Non Pemerintah yang mendukung masyarakat melalui pendidikan pemberdayaan.
Secara umum bergerak dibidang Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ekonomi, Pendidikan, Kebencanaan, Kesehatan, Air Bersih dan Sanitasi, dan Sosial melalui kegiatan pelatihan, pendampingan, sekolah lapangan, dan advokasi yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
Dalam rangka mendukung dan ikut berpatisipasi aktif dalam Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, serta mengurangi adanya permasalahan asap, kabut, dan polusi udara dari pembakaran hutan dan lahan, maka Yayasan FIELD mengembangkan Program Udara Bersih Indonesia. (viz)