Menurutnya, Ambo itu merupakan bahasa Minang dan tidak ada daerah lain yang menyebut kata Ambo selain orang Minang. Selain itu, pelaku usaha dinilainya juga menyematkan kata-kata Padang dalam usahanya.
BACA JUGA:BPTD V Wilayah Jambi Periksa Perusahaan Bus Pariwisata Jambi, Ini Faktanya
BACA JUGA:Nunggak Pajak Kota Jambi, Ini Batas Waktu untuk PT EBN
"Semua orang yang mencap negatif orang-orang Minang, itu adalah orang yang tidak paham. Tapi kalau dikaitkan dengan kata-kata Minang, artinya itu fitnah dan itu merusak marketing dan pencitraan," tuturnya.
Lebih lanjut, orang-orang yang menolak adanya kecaman rendang babi dikatakan Ustaz Jel Fathullah sama saja seperti sudah tidak peduli dengan tradisi Minang.
"Sifat-sifat antipati mereka bukan sifat kejujuran, artinya mereka nggak memahami konteks yang dipersoalkan," pungkasnya.
"Bukan masalah babinya, masa rendang pakai agama, itu bukan seorang ustaz. Itu bukan kalimat seorang ustaz, itu candaan anak SMP," sambungnya.
BACA JUGA:Berkas Tersangka Pembunuhan di Marosebo Ulu Diteliti JPU
Selaku pendakwah dari Minangkabau, Ustaz Jel Fathullah mengaku kecewa berat dan berharpa kasus ini tidak lagi terulang di hari kemudian.