JAMBI-INDEPENDENT.CO ID - Warga Banjar Uma Sari Kauh, Selat, Karangasem, Bali dibuat heboh dengan munculnya video lulut alias ulat emas.
Ulat emas itu muncul di pekarangan rumah warga setempat. Dalam sekejap video kemunculan ulat emas itu pun viral dan menjadi perbincangan warganet Bali.
Ulat emas itu bergerak acak dan sesekali membuat barisan panjang seperti batang kayu. Menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali, kehadiran ulat emas ini tidak boleh diremehkan begitu saja.
Dalam video yang diunggah sejumlah akun media sosial dengan durasi kurang dari 10 detik itu terlihat ulat emas mendadak muncul secara tiba-tiba.
BACA JUGA:Teddy Gusnaidi Sebut Konyol Jika Beranggapan Peristiwa Sri Lanka Bakal Terjadi di RI
BACA JUGA:Geger, Sopir Truk Batu Bara Ditemukan Tewas dalam Truk Miliknya di Jalan Lingkar Selatan
Mengutip lontar Tatwa Japa Kala, kemunculan ulat emas dipercayai masyarakat Hindu Bali merupakan pertanda karang itu panas. Dalam lontar Bhama Kertih dijelaskan ada empat jenis ulat, yakni lulut perak, lulut tembaga, lulut emas dan lulut besi.
Artinya kurang lebih, apabila ada lulut di pekarangan, pertanda datang bahaya yang terus menerus. Untuk menetralisasi datangnya bahaya, ada sejumlah upacara atau ritual yang harus dilakukan pemilik rumah sebagaimana yang tercantum dalam lontar.
Disebutkan dalam lontar Bhama Kertih, “Yan hana lulut metu ring pakarangan, kalulut baya ngaran panes’.
Namun, upacara tidak bisa dilakukan secara sembarangan, harus menunggu hari baik sesuai kalender Bali. Upacara pertama adalah menghaturkan segehan manca warna di tempat keluarnya ulat emas itu, dikutip dari JPNN.com, Minggu 17 Juli 2022.
BACA JUGA:Gunung Merapi di DIY Yogyakarta Keluarkan 557 Kali Gempa Guguran
BACA JUGA:Hotman Paris Bakal Laporkan Selebgram Kienzy ke Polisi, Ini Sebabnya
Ulat yang ada di lokasi lalu diambil menggunakan sendok yang terbuat dari janur dan dimasukkan ke dalam kelapa warna kuning dibungkus kain putih dan dihanyutkan ke sungai.
Akan lebih baik kalau langsung dihanyutkan ke pantai. Sebelum menghanyutkan ke sungai atau laut, harus melakukan piuning atau mohon izin dengan menghaturkan canang.
Baru setelah itu melakukan upacara caru jigra maya untuk menetralisir unsur negatif yang kemungkinan terjadi dengan kemunculan ulat emas itu.