Mudah Kok, Begini Cara Atasi Anak Ketagihan Main HP

Rabu 27-07-2022,18:49 WIB
Editor : Surya Elviza

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Anak anak saat ini dihadapkan dengan teknologi yang selalu berkembang. Salah satunya adalah gadget atau smartphone.
 
Psikolog Seto Mulyadi menyarankan agar terhindar dari kecanduan HP. Dia mengatakan agar orang tua bisa mendekatkan diri menjadi sahabat anak.
 
Dengan demikian, anak pun akan merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan orang tuanya.
 
BACA JUGA:Bappebti Perketat Pengawasan Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Terdaftar
 
BACA JUGA:Sampel Tubuh Brigadir J Dibawa ke Jakarta, Kenapa? Simak Alasannya di Sini
 
Sebaliknya, jika orang tua hanya melarang anak untuk bermain gadget, tetapi tetap sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
 
Hal tersebut akan membuat anak merasa frustasi atau bahkan menyebabkan melakukan hal yang negatif.
 
"Jadi, marilah mulai diubah gaya mendidik orang tua. Mulai banyak berdialog dengan anak, bermain bersama, dan sebagainya," kata Kak Seto.
 
Menurut dia, orang tua jangan mengambil HP anak kemudian melarangnya untuk bermain.
 
Dengan perlakukan tersebut membuat anak menjadi sakit hari dan bisa menyebabkan frustasi.
 
"Itu anak akan sakit hati sekali dan frustasi sekali. Malah salah-salah bisa melakukan tindakan yang nekat mungkin. Jadi, tetap dengan cara ramah anak dan memposisikan ayah bunda itu adalah sahabat anak," saran Kak Seto.
 
Kak Seto mengatakan seorang anak-anak kecanduan smartphone terjadi pada saat pandemi Covid-19.
 
Pasalnya, anak-anak saat itu tidak bisa pergi ke sekolah dan belajar menggunakan HP karena pandemi.
 
Namun sayangnya, HP tersebut tak hanya dipakai untuk belajar karena dianggap kurang menyenangkan.
 
Akhirnya, sang anak mengeksplor sendiri penggunaan gawai itu untuk mengakses situs-situs lainnya 
 
BACA JUGA:Rasakan Sensasi Berkendara New Honda ADV 160, HAI Jambi Jelajah Kota
 
BACA JUGA:Autopsi Selesai, Brigadir J Dimakamkan Secara Kedinasan
 
"Sekarang terbalik anak-anak tidak boleh ke sekolah, harus pegang gadget. Karena mula-mula untuk belajar. Setelah itu mungkin belajar kurang menyenangkan, kenapa enggak keterusan saja bisa mengakses ke berbagai situs yang kadang negatif atau berbahaya," ujar pria yang akrab disapa Seto itu. (viz)
 
 
Kategori :