"Gigi saya kadang-kadang terinfeksi," kata Nikom Rianthong yang telah menggunakan pasta gigi selama dua bulan.
BACA JUGA:Mudah Kok, Begini Cara Atasi Anak Ketagihan Main HP
BACA JUGA:Bappebti Perketat Pengawasan Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Terdaftar
Menurut Nikom dengan menggunakan pasta gigi ganja ternyata penyakitnya dapat terobati dan tidak kembali kambuh di bandingkan menggukan pasta gigi merek lainya.
Pemilik toko makanan Kanomsiam, Kreephet Hanpongpipat, telah lama menjual hidangan rasa daun pandan mulai menggunakan ganja pada makanannya untuk menarik pelanggan baru.
Menurut Kreephet, pelangannya ada yang mengatakan bahwa dengan memakan cemilan yang mengandung ganja membantu mereka tidur nyenyak.
Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul, pendorong utama di balik legalisasi ganja untuk tujuan medis, memperkirakan industri ini bisa bernilai lebih dari 3 miliar Amerika dalam waktu lima tahun.
BACA JUGA:Kompolnas Minta Warga Sabar Tunggu Hasil Autopsi Jenazah Brigadir J
BACA JUGA:Paling Murah Rp 11 Juta,Vivo X80 Series Resmi Dijual di Indonesia
"Saya ingin melihat orang menjadi kaya dengan melakukan produk ini dengan cara yang positif," katanya Anutin.
"Kebijakan saya tentang ganja hanya berfokus pada tujuan medis dan perawatan kesehatan. Itu saja. Kami tidak dapat mendorong penggunaan ganja dengan cara lain,” tambah Anutin.
Produsen ganja THC telah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mempromosikan ganja medis, bahkan saat ini telah mulai bermunculan kios-kios yang menjual ganja di seluruh Thailand.
Anutin mengatakan bahwa ada undang-undang kesehatan masyarakat yang dapat mencegah penggunaan rekreasi saat RUU ganja sedang dibahas di parlemen. (*)
Artikel ini telah tayang di Disway.id, dengan judul Bisnis Ganja Thailand Maju Pesat, Mulai Teh, Cemilan Hingga Pasta Gigi