Manajemen perseroan juga mampu menjaga arus kas bersih atau Net Operating Cash Flow (NOCF) sebesar Rp 1,63 Triliun.
BACA JUGA:Ramalan Karier Berdasarkan Zodiak, Gemini, Anda Mengalami Kesulitan Bekerja Sama Dengan Pasangan
BACA JUGA:BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama dengan Rumah Sakit Raudhah Bangko
Dengan arus kas yang positif, perseroan mampu menjalankan belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX).
“Komoditas sawit masih menjadi penyumbang pendapatan/penjualan terbesar bagi keuangan PTPN Group. Pada Semester I 2022 kontribusi porsi penjualan periode s.d. Juni 2022 didominasi oleh komoditi kelapa sawit sebesar 73,33% dari total penjualan,” kata Ghani.
Selain itu, komoditi karet memberikan kontribusi 9,17%, komoditi tebu memberikan kontribusi 7,02%, komoditi teh memberikan kontribusi 1,74% dari total penjualan, dan komoditi aneka tanaman/lainnya sebesar 8,74%.
Kemampuan perusahaan mempertahankan kinerja laba, penjualan dan EBITDA berdampak pada peningkatan nilai aset perseroan.
BACA JUGA:BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama dengan Rumah Sakit Raudhah Bangko
BACA JUGA:BKKBN Ajak Para Ibu Untuk Mengenal Stunting
Hingga Semester I 2022, total aset Holding Perkebunan Nusantara mencapai Rp 149 Triliun. Nilai ini meningkat 10,32% dibandingkan Semester I 2021 seperti dikutip dari jpnn.com.
Raihan di Semester I 2022 ini menunjukkan Holding Perkebunan Nusantara adalah perusahaan BUMN dengan kinerja yang sehat, serta dengan mantap terus meniti langkah menuju perusahaan perkebunan kelas dunia, sebagai ‘Kebanggaan Baru Indonesia’, sebut Ghani.(viz)