Ekonom : Inflasi Cendrung Terkendali jika Stok Pangan Aman

Selasa 06-09-2022,11:56 WIB
Editor : Surya Elviza

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -  Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengungkapkan sektor energi dan pangan menjadi penyumbang terbesar dalam kenaikan inflasi. 

Seusai kebijakan penaikan BBM bersubsidi, memang diperlukan kebijakan untuk meminimalisir dampak kenaikan tersebut. Salah satunya adalah menjaga ketersediaan stok pangan di masyarakat.

“Jadi, memang sumber inflasi sampai dengan Agustus 2022 ada di energi dan pangan. Di September 2022 energi akan naik seiring penyesuaian tarif BBM. Maka, untuk meminimalisasi dampak itu, inflasi pangan harus turun," kata Faisal.

Dengan demikian, langkah pemerintah untuk memperkuat stok pangan usai kenaikan BBM bersubsidi bisa membantu menekan angka inflasi. Faisal menerangkan ketika inflasi pangan bisa dikendalikan maka akan berpengaruh pada kenaikan inflasi secara umum.

BACA JUGA:Ferdy Sambo dan Tersangka Lainnya akan Gunakan Alat Deteksi Kebohongan, Ungkap Kasus Pembunuhan Brigadir J

BACA JUGA:Danrem 042/Gapu dan Kapolda Jambi Ikut Rakor Pengendalian Inflasi Bersama Mendagri

Jadi, jika berhasil dilakukan memang inflasi umum naiknya akan cenderung terkendali," tambahnya.

Menurut dia, pengendalian inflasi pangan tidak hanya penting bagi upaya menekan inflasi secara umum, tetapi juga untuk menjaga daya beli masyarakat seperti dikutip dari JPNN.com

“Selain itu juga menjadi penting pengendalian inflasi pangan ini karena pangan adalah kebutuhan pokok sehingga akan berkaitan erat dengan daya beli," tegasnya.

Faisal memperkirakan kenaikan harga ketiga jenis BBM berisiko dapat memangkas pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA:3 Rumah Sakit di Muara Bungo Bisa Antrean Online Lewat Mobile JKN

BACA JUGA:Terkait Isu Perselingkuhan Putri dan Kuat Ma'ruf, Ini Pernyataan Tegas Komjen Agus Andrianto

Sampai dengan semester pertama 2022, ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,23 persen didukung oleh naiknya mobilitas setelah pelonggaran PPKM, bansos dari Pemerintah, dan kinerja ekspor yang tinggi di tengah naiknya harga komoditas unggulan.

“Dengan demikian, kami masih melihat ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh di kisaran 5% secara full-year pada tahun 2022 ini," ungkapnya.

Kenaikan harga BBM juga akan memicu naiknya inflasi karena dampak langsung dan dampak lanjutan pada inflasi seperti naiknya harga jasa transportasi, distribusi, hingga kenaikan sebagian harga barang dan jasa lainnya pula. Inflasi pada akhir 2022 diprediksi akan berada pada kisaran 6,27 persen.

Kategori :