"Angka 6.27% itu sudah memperhitungkan inflasi pangan yang cenderung terkendali walau sudah memasukan dampak pengaruh inflasi BBM ke pangan ya karena terkait distribusi," pungkas Faisal.
BACA JUGA:7 Anggota Geng Motor di Jaluko Dibebaskan, Kok Bisa?
BACA JUGA:3 Rumah Sakit di Muara Bungo Bisa Antrean Online Lewat Mobile JKN
Beli Sesuai HPP
Sementara itu, Peneliti INDEF Rusli Abdullah, menambahkan, pemerintah harus memberikan harga yang layak untuk gabah petani.
“Bulog, pemerintah disini harus turun pastikan agar harga pembelian Bulog sesuai HPP (Harga Pokok Penjualan), kalau seandainya petani mau menjual ke pembeli lain di atas HPP itu hak petani,” kata Rusli, Senin 5 September 2022.
Sebelumnya Menko Airlangga mengatakan tentang kebijakan pembelian gabah/beras petani dengan fleksibilitas harga.
“Dan yang kedua adalah Badan Pangan Nasional menugaskan kepada Perum Bulog dalam rangka penguatan stok CBP untuk melakukan pembelian gabah/beras dengan menggunakan fleksibilitas harga,” kata dia.
BACA JUGA:Pondok Pesantren Gontor Akui Santri Asal Palembang, Meninggal karena Dianiaya
BACA JUGA:Korupsi Dana Simpan Pinjam Perempuan PNPM di Tebo, Segini Kerugian Negara Menurut Ahli
Rusli berpendapat kenaikan harga akibat dampak kenaikan harga bbm tidak akan jauh karena sebenarnya harga bahan pangan seperti telur dan gandum sudah naik sebelumnya.
“Sebenarnya sudah naik dari bahan olahan, gandum, telur, ditambah komponen di transportasi. Berapa kenaikannya? Ini tidak separah kalau seandainya kenaikan harga pakan naik sekian persen,” sebut Rusli.
Pemerintah perlu memainkan peran dalam menjaga ketersediaan bahan pangan, khususnya beras.
Ada dua pihak, petani pengen harga tinggi, produsen pengen harga terjangkau,“ kata Rusli.
BACA JUGA:Cek Harga Tiket Konser TXT di Jakarta dan Cara Pembeliannya, Dibuka 6 September 2022
BACA JUGA:Nikita Mirzani sebut Kasus Nindy Ayunda Seperti Kasus Ferdy Sambo