"Soal pupuk subsidi juga menjadi permasalahan, biasanya kita per petani itu mendapat kuota 8 karung paling sedikit, sekarang paling kencang itu hanya delapan karung saja," ujar satu dari petani cabai di Sarolangun.
BACA JUGA:Inflasi Jambi Naik Lagi, Noviardi: Fokus Saja ke Sektor Pertanian dan Industri
"Sementara sisa kuota yang seharusnya ke kami itu lari kemana," sambungnya.
Lanjutnya, untuk pupuk Subsidi sendiri perkarungnya dibeli dari pemerintah Rp150 ribu.
Dalam peraturannya, setiap kali ada jatah pupuk keluar per petani sudah ada jumlah maksimal penerimanya.
"Kalau tidak salah itu kisaran 8-12 karung, setiap keluar. Sekarang hanya 3 bahkan 4 paling banyak," jelasnya.
BACA JUGA:Ini Tanggapan Jokowi soal Anies Baswedan jadi Capres dari Nasdem
BACA JUGA:Baim Wong dan Paula Dilaporkan ke Polisi karena Konten Prank
Dengan demikian para petani menilai pupuk non subsidi saat ini tidak lagi tepat sasaran.
Terkait hal ini para petani jika ada ksempatan ingin melaporkan hal tersebut ke dinas terkait.
"Apakah memang ada pengurangan jatah bagi petani atau ada hal lain kita tidak tahu," pungkasnya.*