"Dari data kami, keterlambatan untuk melengkapi berkas yang paling banyak terdapat di Desa Kotaraja, Telukmajelis, Mendaharatengah, Telukkijing, Pemusiran dan Desa Sungai Terong," jelasnya.
BACA JUGA:Hino Ikut Kampanye Keselamatan Truk dan Bus
Pria yang akrab disapa Nizar ini juga menuturkan, kekurangan berkas di 6 desa tersebut mencapai 1.842 bidang tanah. Dan itu yang menjadi fokus utama dari pihak BPN/ATR setempat untuk mengejar target di sisa waktu yang masih ada.
"Sebenarnya selain kendala pemberkasan, ada lagi kendala lain dari total bidang tanah yang masuk dalam program PTSL ini dan yang telah kami ukur. Kalau ditotal bisa mencapai 3 ribuan. Itu yang harus kami kejar, karena menurut penekanan yang kami terima dari pihak Kanwil, program ini harus selesai semua di bulan November 2022," tuturnya.
Menyiasati hal ini, pihak BPN/ATR Kabupaten Tanjab Timur telah berkoordinasi dengan Pemkab setempat untuk membantu agar program ini bisa berjalan dengan maksimal.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Sekda dan Kabag Pem Pemkab Tanjab Timur, terkait permasalahan yang kami hadapi tersebut. Dari hasil komunikasi itu, ada angin segar yang kami terima dan juga diharapkan bisa membuat program ini maksimal sampai batas akhir waktu yang ditentukan, agar bisa memberikan kemajuan terhadap kabupaten ini serta masyarakatnya," ungkapnya.*