MUARATEBO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Tebo mengelar Deklarasi Damai Calon Kepala Desa (Cakades) pada pemilihan serentak 19 November mendatang.
Dalam amanatnya, Pj Bupati Tebo Aspan mengatakan, deklarasi damai berintegritas ini merupakan salah satu momentum penting dalam rangkaian proses tahapan pemilihan kepala desa.
Kata dia, deklarasi damai Pilkades ini sangat penting demi terciptanya keamanan dan ketentraman di Kabupaten Tebo.
“Momentum ini untuk membuktikan adanya kesatuan dan persatuan serta semangat kebersamaan dalam mewujudkan pelaksanaan Pemilihan kepala desa yang damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan sukses tanpa ekses,” ujarnya.
Ia mengingatkan, walaupun ini ajang tingkat desa, namun gesekan antar masyarakat itu bisa lebih kencang ketimbang ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres).
“Gesekan antar masyarakat di Pilkades ini bisa lebih kenceng ketimbang Pilkada maupun Pilpres, hingga kami dalam mengupaya tercipta situasi yang kondusif kami libatkan TNI, Polri, KPU, Bawaslu, mahasiswa, pengamat politik dan akademisi yang memang memahami permasalahan dalam pemilihan umum (pemilu) ini,” ujarnya
Sementara itu, Kadis PMD Tebo, Nafri Junaidi mengatakan pihaknya sudah melakukan deteksi dini dan cegah dini setiap perkembangan situasi di wilayah, dengan harapan terciptanya suasana yang kondusif.
“Semoga pelaksanaan Pilkades di wilayah Kabupaten Tebo dapat berjalan sukses dan menghasilkan pemimpin tingkat desa yang berprinsip memajukan Kabupaten Tebo,” katanya.
Adapun Kapolres Tebo AKBP Fitria Mega, mengungkapkan Pilkades merupakan salah satu bentuk pesta demokrasi yang begitu merakyat.
Pemilu tingkat desa ini, kaya dia merupakan ajang kompetisi politik yang begitu mengena kalau dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran politik bagi masyarakat. Pada momen ini, masyarakat yang akan menentukan siapa pemimpin desa selama 6 tahun ke depan.
“Banyak yang telah digelar dalam kehidupan politik kita sekarang, Pilpres, Pilkada Gubernur dan Bupati dan pemilu legislatif. Tak ketinggalan adalah Pilkades, begitu menarik bagi saya untuk mengkaji lebih dalam tentang budaya pemilihan kepala desa ini,” pungkasnya.*