"Kalau terpeleset di genangan air tu sudah sering pak. Makanya, kalau mau ngantar anak sekolah, anak saya sepatunya dibuka dulu, pas sudah melewati banjir akibat genangan air tu, baru dipasang lagi sepatunya," ungkapnya.
Ketinggian air yang menggenang pekarangan rumah Dita, lebih tinggi jika dibandingkan dengan lokasi pekarangan rumah lainnya yang ada disekitar lokasi tersebut.
"Kalau tinggi air di pekarangan rumah kami ni lumayan lebih tinggi dari pekarangan orang yang lain bisa. Pernah sampai lutut orang dewasa," cetusnya.
BACA JUGA:Imlek Biasanya Hujan, BMKG Provinsi Jambi Ingatkan 5 Kabupaten Rawan Banjir Bandang dan Longsor
Kondisi seperti ini juga berdampak pada kesehatan warga setempat.
Dimana, akibat kerap melintasi genangan air dengan kondisi sangat tidak bersih ini, membuat beberapa diantara warga sekitar mengalami gatal-gatal pada kulit.
"Bukan itu be pak, air yang kondisi jorok ni juga sudah masuk ke sumur kami. Jadi bauk air sumur kami, malah kalau sudah terlalu tinggi air yang genang ni, sumur kami jadi terendam semua," ucapnya.
Dirinya berharap, agar kondisi seperti ini yang kerap membuat keresahan warga sekitar, bisa segera mendapat penanganan cepat dan tepat dari dinas maupun pihak terkait lainnya.
BACA JUGA:Kawan Makan Kawan, Duda di Muaro Jambi Ini Coba Perkosa Adik Kawannya
Agar tidak terjadi berulang-ulang kali, tanpa adanya tanggapan sedikit pun.
"Kami minta kepada dinas terkait, agar bisa membuka kembali got-got yang tersumbat, supaya airnya bisa ngalir. Biar kami yang ada didaerah rendah ini dak kena dampaknya terus," harapnya.
Beberapa warga setempat siap membantu untuk membersihkan got atau parit yang ada di depan rumahnya, untuk memperlancar aliran air agar tidak selalu menggenangi pemukiman mereka.
Sementara Jamhuri, warga yang bermukim di pinggir jalan raya di wilayah tersebut mengatakan, sudah hampir tiga hari halaman depan rumahnya tergenang air, yang membuat ia beserta keluarganya merasa kesulitan untuk keluar masuk rumah.