MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Berbekal keterampilan dan pengetahuan yang ada, masyarakat Desa Simpang Jelita, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjab Timur, kini telah berhasil menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis berbahan baku pucuk pohon nipah.
Selama ini, pohon nipah yang banyak tumbuh subur di wilayah pesisir Kabupaten Tanjab Timur dianggap sebagai tumbuhan liar penyanggah wilayah pesisir lingkungan hutan bakau atau daerah pasang surut yang terletak di dekat tepi laut.
Akan tetapi, saat ini olahan kerajinan dari bahan baku pohon yang masuk dalam jenis palem dan memiliki nama latin Nypa Fruticans tersebut, mulai banyak dilirik oleh masyarakat.
Dengan menggunakan peralatan seadanya, kini sebagian masyarakat Desa Simpang Jelita mengolah pucuk daun nipah untuk dijadikan lidi dengan kualitas yang lebih baik daripada lidi daun kelapa.
BACA JUGA:Tak Komit, Belum Semua Perusahaan Batu Bara di Jambi Setor Dana CSR
Dimana, bentuk lidi daun nipah ini sendiri memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih panjang dari lidi daun kelapa.
Bahkan, digadang-gadang kualitas lidi daun nipah ini memiliki kualitas terbaik serta mulai diincar oleh pasar besar.
Kades Simpang Jelita, Budi, saat diwawancarai terkait hal ini mengatakan, pemanfaatan pohon nipah melalui pengolahan sudah mulai banyak dilakoni oleh masyarakat setempat.
Selain itu, permintaan ekspor lidi nipah ini juga sudah menjanjikan.
BACA JUGA:Memasuki Ramadan, BMKG Prediksi Musim Kemarau akan Tiba Lebih Cepat
BACA JUGA:Saksi Sebut Mario Dandy dan Shane Lukas Main Gitar Usai Menganiaya David Ozora
Dimana, kebutuhan ekspor yang sudah disepakati mencapai 50 ton untuk lidi kering yang sudah dikeringkan.
"Kalau lidi nipah ini diambil dari pucuk pohon yang muda. Beda dengan kelapa, yang diambil dari pelepah tuanya. Jadi lidi ini sudah dibersihkan, harus dijemur sampai kecoklatan, baru bisa dijual," ucapnya.
Saat ini, kendala yang dihadapi yaitu terkait proses pengambilan bahan baku pucuk nipah.