Apalagi menjelang lebaran ini, masyarakat petani ingin membawa hasil pertaniannya untuk dijual, secara aman dan lancar.
BACA JUGA:Rupanya Ini Alasan Polda Jambi Menghentikan Aktivitas Angkutan Batu Bara
Batu bara itu kata dia, adalah perusahaan besar. Tak perlu menjadi prioritas utama. Justru masyarakat Provinsi Jambi lah yang seharusnya jadi prioritas utama dari pemerintah.
“Batu bara itu perusahaan besar, bukan mereka yang diprioritaskan pertama. Yang paling harus dipikirkan adalah masyarakat. Kan kasian mereka bawa hasil tani, lama di jalan, akhirnya tidak bisa dijual dengan harga yang pantas. Kenapa harus perusahaan batu bara itu yang dipikirkan, silahkan mereka tunggu jalan khusus selesai, silahkan lewat sungai,” katanya.
Dia mengatakan, kondisi Jambi saat ini sudah sangat kacau, semrawut gara-gara angkutan batu bara.
“Karena kondisi sudah sangat kacau, hancur,” katanya. Pansus ini dibentuk, agar kepala daerah tegas, dan memberikan konsekuensi kepada dinas terkait, jika tidak melaksanakan tugasnya dengan baik terkait batu bara ini.
BACA JUGA:Ini Hukum Berpelukan dan Ciuman Suami Istri saat Puasa Ramadan
Fraksi PPP-Berkarya, katanya sangat menyesalkan kondisi Jambi sekarang ini. Masyarakat menurutnya harus dipikirkan.
Evi mengatkan, Fraksi PPP-Berkarya harus berjuang untuk pembentukan pansus ini. Usulan pembentukan Pansus, secepatnya akan dikirimkan ke pimpinan dewan.
“Tadi baru disampaikan secara lisan di paripurna, surat tertulis segera kami kirim. Saya minta, kawan-kawan mendukung, agar Pansus ini terlaksana. Karena kita sudah anggarkan Rp 2 miliar untuk masalah kemacetan, bahkan kita belikan mobil. Tapi hasilnya, tidak ada,” katanya.
Tidak hanya Fraksi PPP-Berkarya, kekecewaan mengenai persoalan batu bara, juga disampaikan oleh anggota Fraksi PKS, Rendra. Dia mengatakan, kondisi yang sangat parah, macet total hingga stagnan, adalah persoalan serius yang harus segera diatasi.
BACA JUGA:Promo KFC Hari ini, Ada Menu Spesial di Bulan Ramadan
BACA JUGA:Deretan Zodiak Paling Mungkin Hobi Menggoda Pasangan Teman
“Apalagi kemarin itu, kepala dinas berani mempertaruhkan jabatannya, jika kemacetan masih terjadi. Tapi buktinya sekarang, masih macet parah bahkan sampai stagnan,” katanya.