Hal itu dilakukan supaya selalu suci dari hadas, sehingga tidak pernah menanggung hadas. Syekh Abdul Qadir Jaelani selalu bersungguh-sungguh menjaga wudhu, bahkan itu sudah menjadi kebiasaannya sampai ke tingkat usul Allah SWT.
BACA JUGA:Percepat Layanan Adminduk, Pj Bupati Bachyuni Tinjau Perekaman E-KTP di Kantor Desa Muhajirin Jaluko
Nampak jelas pancaran nur kewaliannya, sehingga nampak pula diwajahnya cemerlang. Sifat keluhuran menghindari segala apa yang harus dihindari. Bahkan Syekh Abdul Qadir Jaelani pernah pura-pura bisu dan gila, sampai berkali-kali dibawa ke Kota Marostan untuk diobati.
Yang demikian itu, malah membuat tersohor kewaliannya melebihi ulama pada zamannya. Di bidang keilmuannya dan amalannya, zuhud dan ma'rifatnya, ketokohan dan fatwa-fatwanya, dapat diterima siapa saja yang mendengarkan.
Sehingga, dampak baiknya tersebar di mancanegara. Bagaikan peredaran surya diceritakan pernah pada suatu ketika 100 ulama ahli fikih Baghdad berkumpul dan masing-masing membawa masalah.
Kemudian, dikumpulkan dan menghadap Syekh Abdul Qadir Jaelani. Para ulama-ulama itu perlu untuk menguji kemampuan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Setelah para ulama duduk dalam majelis, Syekh Abdul Qadir Jaelani menundukkan kepala.
BACA JUGA:3 Tips Beberes Rumah ala Orang Jepang dengan Metode KonMari, Bagus untuk Kesehatan Mental Lho!
Tiba-tiba keluarlah cahaya bersinar dari dadanya menembus ke dada para ulama tersebut. Maka, hilanglah apa yang ada pada hati mereka. Sampai pada masalah-masalah yang sudah matang dipersiapkan hilang begitu saja.
Para ulama tadi menjadi kebingungan gemetar dan seakan-akan tidak berdaya. Juga kesadarannya menyobek-nyobek pakaian dan membuka tutup kepalanya.
Kemudian, Syekh Abdul Qadir Jaelani naik ke kursinya seraya memberikan jawaban yang sudah tersimpan dari masing-masing ulama tersebut.
Setelah lengkap memberikan jawaban masalah-masalah itu, para ulama tadi baru mengakui kelebihan Syekh Abdul Qadir Jaelani.
BACA JUGA:Luar Biasa! Ternyata Ini 5 Zodiak yang Terkenal Cerdas, Nomor Lima Punya Naluri Bisnis yang Kuat
Selian itu, dikisah lainnya, dalam pengembaraannya ke hutan belantara, Syekh Abdul Qadir Jaelani, mengenakan pakaian berbentuk jubah yang terbuat dari bulu. Kemudian, kepalanya ditutup dengan sobekan kain.