Saat menyusuri hutan belantara yang konon katanya merupakan tempat berduri dan terjal, Syekh Abdul Qadir Jaelani, tidak menggunakan alas kaki sama sekali. Hal itu dilakukannya karena tidak menemukan sandal.
Dalam perjalanannya, Syekh Abdul Qadir Jaelani, hanya memakan buah-buahan yang masih berada di pepohonan jalan-jalan yang dilaluinya. Kemudian, daun-daun dan rerumputan yang berada di tepi sungai.
Bahkan, Syekh Abdul Qadir Jaelani pun, lebih banyak tidur dan tidak minum. Pernah berhari-hari Syekh Abdul Qadir Jaelani tidak makan apapun. Tiba-tiba, Syekh Abdul Qadir Jaelani, dijumpai seseorang yang memberinya sebuah kantong berisi uang dirham.
BACA JUGA:Wajib Diingat! Mulai Besok Ditlantas Polda Jambi Stop Operasional Angkutan Batu Bara
BACA JUGA:Percepat Layanan Adminduk, Pj Bupati Bachyuni Tinjau Perekaman E-KTP di Kantor Desa Muhajirin Jaluko
Pemberian uang dirham oleh orang tersebut, sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada Syekh Abdul Qadir Jaelani. Kemudian, uang tersebut diambilnya sebagian untuk membeli tepung dan jenang dari kurma serta samin.
Lalu, duduklah Syekh Abdul Qadir Jaelani, untuk menikmati makanan tersebut. Saat sedang makan, tiba-tiba ada selembar kertas jatuh dan mengejutkan Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Di kertas tersebut tertulis, "Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hambaku yang lemah, sebagai perantara untuk melaksanakan taat kepada Allah SWT. Sesungguhnya hamba-hambaku yang kuat, tentunya tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun".
Seketika itu, Syekh Abdul Qadir Jaelani meninggalkan makannya dan membungkus sisa makanan dengan menggunakan sapu tangan. Lalu, Syekh Abdul Qadir Jaelani berdiri menghadap kiblat untuk melakukan salat dua rakaat.
BACA JUGA:Lakukan 4 Amalan Sederhana Ini, Niscaya Surga Menanti, Ini Penjelasan UAS
Syekh Abdul Qadir Jaelani lalu meninggalkan tempat tersebut. Atas kejadian tersebut, Syekh Abdul Qadir Jaelani pun tersadar bahwa Allah SWT tengah menjaganya dan selalu memberikan pertolongan. *
Artikel ini juga tayang di sumek.co