MUARATEBO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Lokasi alam yang sederhana di desa Muara Sekalo ini ternyata menyimpan "aset" yang sangat berharga, yaitu sebagai pusat konservasi gajah Sumatera, tepatnya di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Dari dokumenter wartawan jambi-independent.co.id pada Sabtu 6 Agustus 2023 lalu, Gubernur Jambi Al Haris didampingi Penjabat (Pj) Bupati Tebo Aspan, meresmikan Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) yang ada di Kabupaten Tebo.
Di Desa Muara Sekalo, Kecamatan Sumay, di sanalah wisata Jambi ini.
Di sini terdapat pusat konservasi gajah di Kabupaten Tebo.
BACA JUGA:Sekda Tanjab Barat Minta Aset Tanah Pemkab Segera Bersertifikat
BACA JUGA:WOW! Fenomena Matahari Bercincin Pelangi Muncul di Bungo, Warga Terpukau! Pertanda Apa?
Di Pusat Informasi Konservasi Gajah ini, ada lima ekor gajah jinak.
Tapi, sesunggunya di desa yang berada di kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) tersebut, terdapat ratusan gajah liar hidup di sana.
Informasi dari pihak konservasi, Badiah, bahwa ada sebanyak 120 ekor gajah liar hidup di area 600 hektare taman nasional tersebut.
Seperti yang kita ketahui, konflik lahan antara manusia dengan gajah sumatera di Desa Muara Sekalo kerap terjadi, terutama mereka yang merasa terganggu dan lahannya rusak oleh kedatangan gajah.
BACA JUGA:Harga Bawang Merah dan Bawang Putih Naik Signifikan Jelang Idul Adha
Padahal di sisi lain, manusia sebenarnya perlu berintrospeksi diri, apa sebenarnya yang menyebabkan gajah-gajah itu datang ke pemukiman dan merusak lahan.
Salah satu diantaranya pasti karena hutan yang mereka tinggali juga mulai terusik oleh aktivitas manusia dan sejumlah aktivitas perusahaan.
Dari sinilah Taman Nasional Bukit Tiga Puluh memulai tugas dan tanggung jawabnya.