"Pengetahuan agamanya makin kesini, terutama di anak-anak saya tidak cukup banyak dalam ukuran pesantren, dari segi mutunya semakin merosot," ujarnya.
Leni juga menyampaikan kekhawatirannya tentang kerusuhan yang terjadi antara para santri.
Ia mengungkapkan bahwa terdapat konflik dan pertengkaran yang sering berujung pada benturan fisik di antara mereka.
BACA JUGA:Bangga! Bank Mandiri Salurkan Bonus Atlet dan Pelatih ASEAN Para Games 2023
BACA JUGA:Bimtek Smart City Dimulai, Pj Bupati Bachril Bakri Harapkan Tingkatkan PAD Sarolangun
"Banyak sekali kejadian berantem, itu tuh enggak kepegang sama ustaz dan ustadzahnya," paparnya.
Selain itu, Leni juga membongkar situasi pergaulan di dalam Al Zaytun. Ia mengungkapkan bahwa hubungan antara santri laki-laki dan perempuan di pesantren tersebut cukup bebas.
"Banyak juga sih yang bergaul laki dan perempuan lebih bebas, dan itu sempat saya tanyakan dan kata ustazahnya itu gapapa normal," ungkapnya.
Bahkan, ia menyaksikan sendiri adanya santri dan santriwati yang berduaan.
BACA JUGA:SKK Migas dan Pemkab Tanjab Barat Lakukan Pencanangan Gerakan Desa Bebas Stunting
BACA JUGA:Bupati Tanjab Barat Apresiasi Bantuan Antropometri SKK Migas PetroChina Upaya Gerakan Bebas Stunting
"Berduaan, pacaran di taman," jelas Leni.
Dalam berbagai pertimbangan, Leni akhirnya memutuskan untuk menarik anaknya dari Al Zaytun.
Keputusan ini diambil setelah adanya laporan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh seorang pegawai pesantren kepada Leni selama bertahun-tahun.
Leni melaporkan hal ini kepada Polda Jabar dengan melampirkan bukti-bukti yang mendukung laporan tersebut.*
Artikel ini juga sudah tayang di Disway.id, dengan judul Orang Tua Eks Santri Al Zaytun Bongkar Pergaulan Laki-Perempuan di Dalamnya, Isu Pelecehan Berhembus: Mutunya Makin Merosot