Ia juga menegaskan meski persoalan obat di bagian pelayanan, tetapi dirinya sudah meminta ke bagian instalasi farmasi harus bisa membuat semacam manajemen resiko terkait dengan hal hal yang berpotensi terjadi, salah satunya kadaluarsa dan obat kosong.
"Instalasi farmasi harus bisa membuat strategi, kalau obat habis harus buat bufferstock minimal, jangan sampai obat habis, kalau terkait kadaluarsa, instalasi farmasi juga harus bisa memproyeksikan obat obatan berdasarkan histori yang memang terpakai, mungkin kedepan seperti itu. Jadi pembelian obat dapat digunakan yang memang berdasarkan kebutuhan oleh pasien yang diusulkan oleh setiap dokter yang berada di pelayanan. Itu dana nya ada dua, APBD dan ada BLUD," pungkasnya. *