PalmCo dan SupportingCo Dinilai Berdampak Positif Terhadap Kinerja BUMN Perkebunan

Selasa 08-08-2023,11:31 WIB
Editor : Edo adri

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pembentukan PalmCo dan SupportingCo dinilai berdampak positif terhadap kinerja BUMN Perkebunan.

Hal ini karen kinerja finansial PTPN Group dan multiplier effect dari aktivitas perusahaan dinilai dapat membawa PalmCo dan SupportingCo berperan besar dalam industri dan perekonomian Indonesia.

Pada 2021, holding PTPN III (persero) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp4,64 triliun. Angka ini naik sebesar 500% dibandingkan laba perusahaan tahun 2020 karena pada saat itu, perusahaan merugi senilai Rp1,14 triliun.

"Kinerja keuangan positif masih berlanjut hingga tahun 2022, laba bersih konsolidasi PTPN Group mencapai Rp5,51 triliun atau naik sebesar 19% dari tahun sebelumnya, sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan," tutur Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto kepada wartawan, Minggu 6 Agustus 2023.

BACA JUGA:Harga iPhone 14 Turun Rp2,5 Juta, Nih Daftar Lengkap Harga iPhone per Agustus 2023

BACA JUGA:Hari Ini, Sidang Kasus Suap Ketok Palu RAPBD Provinsi Jambi Digelar

Selain dukungan dari transformasi bisnis yang telah dilakukan, Ryan menilai, rencana pembentukan PalmCo yang menggarap bisnis sawit dan SupportingCo sebagai perusahaan pengelola aset perkebunan, dapat meningkatkan daya saing PTPN Group di dalam negeri maupun di pasar global.

"Rencana ini sangat bagus, PTPN Group akan bisa menjadi lebih kuat dari pada perusahaan sawit milik pesaing kita, yaitu perusahaan Pemerintah Malaysia. Namun, itu tadi harus lebih efisien, produktif dan modern. Termasuk harus sudah digitalisasi," tuturnya.

Apalagi, jelasnya, ada rencana PalmCo mencatatkan sahamnya di bursa efek Indonesia melalui penawaran saham perdana (intial public offering/IPO). Dengan menjadi perusahaan tercatat, dia meyakini PalmCo dapat beroperasi secara efisien dan efektif. Sehingga, perbaikan kinerja perusahaan dapat terjadi secara berkelanjutan.

BACA JUGA:Telkomsel Gelar Music on Stage Bersama Stereo Wall di Maxstream channel DigioneMaxstream

BACA JUGA:Penanganan Pandemi Covid-19 Resmi Berakhir, Bagaimana dengan Vaksin?

Lebih jauh, dia mengatakan jika telah dibentuk, PalmCo dan SupportingCo dapat diharapkan memiliki dampak ganda (multiplayer) dalam memperkuat industri sawit dan perekonomian Indonesia. Baik langsung kepada tenaga kerja maupun dari nilai tambah yang dihasilkan.

PalmCo, menurutnya, dapat diandalkan untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng pada kondisi-kondisi darurat, seperti di awal Perang Ukraina-Rusia yang menyebabkan kelangkaan minyak nabati di pasar internasional.

Pada saat minyak nabati di luar negeri langka, harga CPO ikut naik, sehingga produsen sawit di Indonesia memilih menjual CPO ke luar negeri, dibandingkan menyediakan untuk kebutuhan lokal.

"Sebagai penyandang kata “negara” dalam nama perusahaan, tentu PalmCo bisa ditugaskan untuk menstabilkan harga pada kondisi-kondisi tertentu. Tidak masalah. Asalkan tidak merugikan perusahaan. Jadi PalmCo dapat menjadi stabilisator harga minyak goreng," terangnya.

Kategori :